Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bus PO Haryanto Terguling di Tol Batang Tewaskan 3 Orang, Ini Dugaan Penyebabnya
Advertisement . Scroll to see content

Ditempa Ilmu di Terminal dan Jalanan, Sama-Sama DO 2 Pria Ini The Real Sultan Punya Ratusan Bus

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 14:08:00 WIB
Ditempa Ilmu di Terminal dan Jalanan, Sama-Sama DO 2 Pria Ini The Real Sultan Punya Ratusan Bus
Bos PO SAN Kurnia Lesani Adnan (kiri) dan Rian Mahendra, pemilik PO Haryanto disebut The Real Sultan punya ratusan armada bus. (Foto: Instagram Rian Mahendra/Kurnia Lesani Adnan)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menuntut ilmu sangat penting bagi siapa pun. Namun, ilmu didapat tidak hanya lewat institusi pendidikan tapi juga belajar dari pengalaman dan kehidupan nyata di lapangan.

Itulah yang diarungi kedua sosok yang dikenal sebagai rajanya perusahaan otobus (PO) di Indonesia, yakni Rian Mahendra (PO Haryanto) dan Kurnia Lesani Adnan (PO SAN). Keduanya bisa dikatakan The Real Sultan punya ratusan PO bus.

Mereka dibesarkan di jalanan, terminal dan bengkel, bergumul dengan oli serta mesin bersama kru, mekanik dan sopir sejak usia belia. Kecintaan mereka terhadap bus pun telah mendarah daging.

Keduanya kerap bertemu dan berkolaborasi dalam berbagai kegiatan, termasuk membuat konten di kanal YouTube. Nitizen bahkan menjuluki Rian dan Sani seperti abang adik.

Bagaimana perjalanan kedua sosok yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) ini, berikut kisahnya.

Rian Mahendra

Mendengar PO Haryanto bagi Anda busmania tentu tidak asing lagi. Di balik kesuksesan perusahaan otobus (PO) ini ada pria muda.

Ya, dia adalah Rian Mahendara, putra pendiri PO Haryanto, Haji Hariyanto. Sebagai anak paling besar Rian telah dikenalkan sang ayah dengan bisnis transportasi sejak usia belia.

Kerasnya dunia transportasi dan terminal telah dia lalui. Tak heran, Rian muda tempramennya keras dan tidak punya rasa takut. Asyik dengan dunia bus, dia memilih drop out (DO) sekolah.

"Saya itu hanya lulusan SMP. Masuk kelas satu SMA saya DO. Saat itu dalam pikiran saya adalah kerja. Kalau disuruh milih kerja atau sekolah, saya pilih kerja," ujarnya, dikutip dari channel YouTube Coach Yudi Chandra.    

Sang ayah kemudian mengirimnya ke pondok pesantren untuk mendalami agama dan lebih dekat dengan Tuhan. "Saking kerasnya aku tidak bisa senyum dan ketawa seperti sekarang. Ibu bahkan memasukkan aku ke kursus pengendalian emosi Nur Cahyo bareng Helmy Yahya. Seminggu di hotel nyanyi dan ketawa," ujar Rian, sambil tertawa lepas. 

"Adapun di pondok saya mulai banyak belajar tentang berinteraksi dan bagaimana bersosialisasi menghargai orang lain. Sampai akhirnya sifat-sifat kemanusiaan tumbuh," katanya.

Setelah itu, dia kembali membantu sang ayah menjalankan PO Bus Haryanto sebagai direktur operasional. Dari lima unit bus kini sudah memiliki 200 armada lebih.

Mengenai aset perusahaan yang dikelola Rian sekarang memiliki ratusan bus yang mencapai ratusan miliar. "Tapi itu, kan titipan Allah. Dari awal perusahaan ini dibangun sebagai ladang ibadah memberikan kesejahteraan bagi karyawan," ujar Rian.

Adapun saat ini jumlah karyawan PO Haryanto berjumlah lebih dari 2.000 orang. Sementara karyawan yang berada di bawah Rian langsung sebanyak 1.700-an

Terkait prinsip dalam bisnis, Rian mengungkapkan, growth aset dan dan growth market harus seimbang. Misal ada 10 market, berarti harus ada 11 sampai 12 bus agar terjaga.

"Inilah yang memaksa kita terus berkembang. Kalau dibilang cukup kita sudah cukup. Namun, jika tidak bisa memenuhi market bisa diambil yang lain dan ini bisa menggerus pelanggan dan bisnis perusahaan," kata pria berbadan subur ini.

Bicara mengenai kenapa banyak penumpang yang loyal terhadap PO Haryanto, Rian tidak punya rahasia khusus. Semua pelayanan dan fasilitas sama dengan PO lain. Bahkan, ada PO yang lebih murah dari Haryanto.

"Aku punya strategi jualan bagaimana caranya merangkul penumpang loyalis. Dulu harga murah paling laku. Aku mulai jualan dengan konsep layanan terbaik dan ketepatan waktu. Walau lebih mahal Rp10.000 sampai Rp20.000 dari bus lain karena kita lebih baik mereka akan kembali. Namun, ini memang butuh waktu lama," katanya.

"Bicara service bus, ketepatan waktu, servis makan, memang semua sama. Ini campur tangan Allah yang menggerakkan hati mereka," ujar Rian.

Kurnia Lesani Adnan (Sani)

PO SAN atau Siliwangi Antar Nusa didirikan didirikan Haji Hasanuddin Adnan di Kota Bengkulu pada 30 Januari 1978. Keberadaan perusahaan otobus ini berawal dari usaha angkutan barang dengan dua unit light truck.

Seiring berjalan waktu, kepopuleran SAN naik. Saat ini, PO SAN dipercayakan dikelola sang anak, Kurnia Lesani Adnan sebagai direktur utama.

Di tangan Sani dan saudaranya, PO SAN makin populer. Dia bahkan saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) dan Ketua Angkutan Orang DPP Organda.

Namun, di balik itu semua ada hal yang menarik dari perjalanan Sani. Dia mengaku besar di bengkel dan pool milik sang ayah. Saking cintanya dengan dunia perbusan, saat masih sekolah dia lebih memilih bermain di pool bergaul bersama mekanik dan sopir.

Lulus SMA, dia sempat kuliah di Jakarta. Namun, Sani memilih fokus membantu sang ayah mengembangkan PO bus. Meski sempat ditentang, dia memutuskan drop out kuliah.

Namun, ketekunan dan komitmennya dalam membangun usaha bus membuahkan kepercayaan sang ayah. Dia kini mengelola ratusan bus melanjutkan dan mengembangkan usaha keluarga.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut