Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil dan Biodata Pavel Durov: Bos Telegram yang Wariskan 14 Miliar Dolar AS ke 100 Anak Biologisnya
Advertisement . Scroll to see content

Pavel Durov, Pendiri Telegram yang Dimusuhi Rusia hingga Diusir dari Negaranya

Selasa, 11 Oktober 2022 - 20:30:00 WIB
Pavel Durov, Pendiri Telegram yang Dimusuhi Rusia hingga Diusir dari Negaranya
Pavel Durov, Kisah Hidup Pendiri Telegram Yang sempat ditakuti Pemerintah Rusia (Foto: Wikipedia)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pavel Durov merupakan pendiri Telegram yang kini menjadi aplikasi perpesanan yang sangat populer di dunia. Eksistensi Telegram bahkan disebut telah menyamai pendahulunya, WhatsApp.

Berkat kesuksesan Telegram inilah, Pavel Durov masuk dalam daftar miliarder dunia versi Forbes. Pada tahun 2022, total kekayaannya bahkan mencapai USD15,1 miliar atau setara dengan Rp227,8 triliun.

Meskipun demikian, pamor Pavel Durov tak setinggi aplikasi besutannya. Hal ini karena ia memang tak ingin terlalu banyak diekspos media dan kerap menolak untuk diwawancarai. 

Adapun kisah Pavel Durov mendirikan Telegram, yang dilansir iNews.id dari situs Business of Business, Selasa (11/10/2022) adalah sebagai berikut.

Pavel Durov mendirikan VK

Mulanya, Pavel Durov membuat situs jejaring media sosial bernama VK. Layaknya Facebook, VK memiliki fitur, seperti profil pengguna, halamn untuk memposting konten, pesan langsung atau direct message, hingga tampilan informasi pribadi pengguna. 

Untuk bergabung dengan VK, seseorang harus mendapatkan undangan dari pengguna lain. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Pavel Durov menghapus persyaratan undangan dan menjadikannya bebas digunakan siapapun.

Dalam waktu kurang dari setahun, VK menyalip kompetitor sebagai jejaring media sosial paling populer di Rusia. Hal ini terjadi karena VK mentolerir konten yang mengandung pelanggaran hak cipta tersebar di platform. 

VK berkembang menjadi marketplace untuk kawula muda. Dengan demikian, pengunjung VK dapat terhubung dengan teman lama, menemukan teman baru, mencari pekerjaan,hingga mendengarkan album hits terbaru secara ilegal.

Lalu pada awal tahun 2010, VK memiliki lebih dari seratus juta pengguna dan menikmati rekor pendapatan dari pembelian dalam aplikasi dan iklan. Jangkauannya yang luas mendapat perhatian pemerintah Rusia, yang semakin bersemangat untuk menekan perbedaan pendapat di internet. 

Namun Pavel Durov justru membuat marah pemerintah Rusia karena menolak  menutup profil milik aktivis oposisi yang memprotes kembalinya Vladimir Putin menjadi presiden. Ia bahkan merespons permintaan tersebut dengan mengunggah gambar seekor anjing yang sedang meniup raspberry.

Karenanya, Pavel Durov menjadi sasaran kampanye kotor media dan dituduh menyalahgunakan dana perusahaan. Tak hanya itu, rumah Durov dan kantor VK sempat diobrak-abrik oleh penegak hukum.

Hingga pada akhir 2013, Durov menjual sahamnya di perusahaan dan mengundurkan diri sebagai CEO. Dia juga meninggalkan Rusia tak lama setelah peristiwa itu. 

Pavel Durov mendirikan Telegram

Namun sebelum meninggalkan Rusia, Pavel Durov sempat mengembangkan Telegram yang dikenal sebagai Telegra.ph. Berbeda dengan VK, Telegram dibuat lebih besar hingga pengguna dari seluruh negara di dunia bisa menggunakannya. 

Bertekad untuk menjaga Telegram tetap independen dari pengaruh perusahaan manapun dan pemerintah, Pavel Durov mendanai usahanya itu dari kantongnya sendiri dengan menjual obligasi. Untuk waktu yang lama, dia menolak mendapatkan penghasilan dari iklan.

Pavel Durov telah berulang kali menekankan bahwa aplikasinya tidak mengawasi obrolan pribadi pengguna seperti aplikasi perpesanan lainnya. Ia juga menolak untuk mematuhi permintaan pemerintah yang ingin memantau informasi tentang pengguna. 

Meskipun unggul dalam hal privasi, Telegram pernah dikritik karena sempat menjadi aplikasi pilihan bagi teroris. Menanggapi kritik tersebut, Pavel Durov memblokir halaman saluran ISIS hingga kelompok sayap kanan Amerika. 

Setelah melewati berbagai rintangan, Telegram kini menjadi aplikasi perpesanan yang sangat populer di seluruh dunia. Menurut laporan Forbes 2022, Telegram bahkan menempati posisi ke-6 sebagai aplikasi paling banyak diunduh di dunia.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut