JAKARTA, iNews.id - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritik keputusan Presiden Joko Widodo yang mengizinkan defisit BPJS Kesehatan ditambal dengan cukai rokok.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi memahami defisit BPJS Kesehatan harus segera ditutup karena membahayakan keselamatan pasien. Selain itu, langkah menambal defisit dengan cukai rokok juga cukup layak untuk mengobati penyakit akibat dampak negatif rokok.
"Namun, hal ini tidak bisa dilakukan secara serampangan, karena alih alih akan menimbulkan sejumlah ironi yang justru kontra produktif bagi masyarakat dan BPJS Kesehatan itu sendiri," kata Tulus melalui keterangan tertulis, Kamis (20/9/2018).
Dia memaparkan sejumlah ironi di balik suntikan cukai rokok untuk menambal defisit BPJS Kesehatan. Pertama, YLKI menilai langkah tersebut seperti halnya pemerintah menyuruh rakyatnya untuk merokok karena mengobati orang sakit tetapi dengan cara mengeksploitasi warganya untuk tambah sakit.
"Sama artinya pemerintah mendorong agar rakyatnya sakit, karena konsumsi rokok," ujarnya.