Dia menjelaskan, sebanyak 2/3 dari total populasi pasien stroke, terdiri dari stroke iskemik, di mana salah satu penyebabnya adalah cardioembolic. Sedangkan fibrilasi atrium adalah suatu keadaan di mana serambi (atrium) jantung tidak berkontraksi secara normal atau hanya terjadi fibrilasi, menyebabkan jantung berdenyut secara ireguler.
"Keadaan ini menyebabkan aliran darah di serambi jantung menjadi stasis dan mudah terbentuk bekuan darah. Bekuan darah pada ruang jantung tersebut yang apabila terlepas dapat menyebabkan sumbatan aliran darah otak (cardioembolic)," kata dr Vekky.
Menurutnya, salah satu langkah awal untuk mencegah terjadinya stroke adalah dengan melakukan deteksi dini penyakit fibrilasi atrium.
Pencegahan dan Pengobatan Stroke
Pedoman terbaru yang diterbitkan oleh perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Eropa pada 2020, salah satu metode deteksi penyakit Fibrilasi Atrium adalah meraba nadi sendiri, terutama pada individu berusia >65 tahun.
Hal ini dilatarbelakangi karena lebih dari 30% penderita fibrilasi atrium gejala awalnya yakni stoke. Pada kesempatan selanjutnya, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah kelahiran Tomohon ini mengingatkan beberapa tindakan medis lanjutan untuk deteksi stroke.