JAKARTA, iNews.id - Angka kematian ibu (AKI) hamil dan melahirkan masih tergolong tinggi di Indonesia. Salah satu yang jadi penyebabnya adalah ibu kekurangan gizi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan sendiri, sepanjang 2014 tercatat angka kematian ibu sebesar 5.048 kasus. Kemudian angka tersebut sempat menurun pada 2016 menjadi 4.834 kasus.
Dokter Ahli Kandungan dan Kebidanan sekaligus spesialis fetomaternal Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM menyebut, berdasarkan data, perbandingan angka kematian ibu adalah 305 banding 100.000. Mungkin angka tersebut tampak kecil, namun sebenarnya besar. Dan masalah ini, bukan sekadar angka statistik belaka.
"Artinya, kalau ada 100.000 ibu melahirkan, 305 mati. Apa sebabnya? Hipertensi, keracunan kehamilan, pendarahan, dan infeksi," jelas dr. Sungkar, ketika ditemui iNews.id di acara Philips HealthTecg Thought Leadership Forum, di UOB Plaza, Thamrin, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Tiga masalah kehamilan yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu tersebut banyak penyebabnya. Salah satunya adalah gizi.
"Memang berdasarkan research, di negara yang gizinya baik, kasus ini rendah. Tetapi di kita, kasusnya banyak. Gizi, mungkin menjadi penyumbang rise preeklamsia," ungkapnya.
Patut diketahui, preeklamsia sendiri merupakan salah satu gangguan kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi atau hipertensi.
"Kalau berlanjut bisa eklampsia," imbuhnya. Eklampsia ini dapat menyebabkan kejang-kejang hingga koma pada ibu hamil.