Para jama’ah yang berbahagia,
Ketika di akhirat umat manusia mengajak satu sama lain sembari berkata: Marilah kita pergi ke bapak kita Adam agar memohonkan syafa’at kepada Allah bagi kita. Mereka lalu mendatangi Nabi Adam. Adam berkata kepada mereka: Bukan saya pemilik syafa’at ini, pergilah kepada Nuh. Kemudian mereka mendatangi Nabi Nuh dan memohon syafa’at kepadanya.
Nabi Nuh berkata kepada mereka: Pergilah kepada Ibrahim. Lantas mereka mendatangi Ibrahim. Kemudian Ibrahim berkata kepada mereka: Bukan aku pemilik syafa’at ini. Lalu mereka mendatangi Nabi Musa. Musa berkata kepada mereka: Saya bukan pemilik syafa’at ini, pergilah kepada ‘Isa. Nabi ‘Isa pun berkata kepada mereka: Aku bukan pemilik syafa’at ini, pergilah kepada Muhammad. Mereka pun mendatangi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah bersujud kepada Tuhannya. Maka dikatakan kepadanya: Angkatlah kepalamu, berikanlah syafa’atmu maka syafa’atmu diterima, mintalah maka engkau akan diberi (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hadirin yang berbahagia,
Bagaimana kita tidak wajib mencintai Baginda Muhammad?. Beliau adalah orang yang dicintai oleh Allah, Pencipta alam semesta. Seorang hamba yang dicintai oleh Pencipta kita, Pemberi rezeki kita, Dzat yang memelihara kita dan Dzat yang mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak meriwayatkan bahwa Nabi Adam ketika berbuat maksiat kepada Tuhannya (yang berupa dosa kecil yang tidak menunjukkan kehinaan dan kerendahan jiwa), maka Adam berkata –sebelum diciptakan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam-: Wahai Tuhanku, dengan wasilah kemuliaan Muhammad, aku memohon kepada-Mu agar Engkau mengampuni dosaku. Lalu Allah menyampaikan wahyu kepada Adam: Wahai Adam, bagaimana engkau mengetahui Muhammad padahal aku belum mewujudkannya?.