KIEV, iNews.id – Serangan rudal Rusia pada Senin (10/10/2022) dan Selasa (11/10/2022) kemarin memorakporandakan sekitar 30 persen infrastruktur energi Ukraina. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Energi Ukraina, Herman Halushchenko, kepada CNN dalam sebuah wawancara.
“Kami mengirim pesan ini kepada para mitra kami: kami perlu melindungi langit (wilayah udara kami),” kata Halushchenko, Selasa malam.
Dia mengatakan, Rusia telah melanggar aturan internasional. Sebab, serangan pasukan Moskow awal pekan ini berdampak pada masyarakat sipil Ukraina.
“Mereka (Rusia) tidak peduli dengan perjanjian atau konvensi internasional apa pun,” ujar Halushchenko.
Pada Selasa kemarin, Ukraina meminta warganya untuk tidak menggunakan peralatan rumah tangga seperti oven dan mesin cuci. Seruan itu bertujuan untuk menghemat listrik, kareana jutaan orang di negara itu tengah menghadapi pemadaman listrik pascaserangan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, serangan rudal oleh pasukannya menyasar pos-pos komando militer, infrastruktur energi, dan komunikasi Ukraina, pada Senin pagi. Menurut dia, serangan Rusia kali ini sebagai balasan atas ledakan di Jembatan Krimea, pekan lalu—yang dia tuduh sebagai akibat ulah pasukan Ukraina.