JAKARTA, iNews.id - Penembakan brital di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, sudah direncanakan sebelumnya oleh pelaku yang merupakan warga Australia, Brenton Tarrant.
Sejauh ini 49 orang tewas dan lebih dari 20 lainnya mengalami luka dalam penembakan di dua masjid, yakni An Nur dan satu lagi di Linwood Avenue.
Para korban kebanyakan merupakan imigran. Tarrant, yang disebut Perdana Menteri Australia Scott Morrison sebagai ekstrimis sayap kanan, sengaja mengincar lokasi itu karena sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.
Berikut 5 fakta penembakan masjid di Selandia Baru:
1. Terjadi saat Khotbah
Penembakan terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat saat khatib akan naik mimbar. Anggota dewan Masjid An Nur Farid Ahmed, dalam wawancara dengan BBC, mengatakan, penembakan brutal itu terjadi saat khatib menyampaikan khotbah.
"Secara tiba-tiba penembakan terjadi. Dimulai dari ruang utama, jadi saya tidak melihat siapa yang menembak, tapi saya melihat orang-orang berlarian keluar dari masjid. Saya juga lihat orang berdarah dan tertatih-tatih," katanya.