AFGHANISTAN, iNews.id - Pemerintah Afghanistan memutuskan akan membebaskan 400 tahanan Taliban garis keras. Keputusan tersebut diambil sebagai salah satu upaya untuk mengakhiri perang yang berlangsung hampir dua dekade.
Pembebasan 400 tahanan itu merupakan keputusan dari Majelis tradisional Afghanistan yang disebut Loya Jirga. Keputusan tersebut dikeluarkan pada Jumat, 7 Agustus 2020.
"Untuk menghilangkan rintangan, mengizinkan dimulainya proses perdamaian dan mengakhiri pertumpahan darah, Loya Jirga menyetujui pembebasan 400 tahanan Taliban," katanya dalam sebuah resolusi, seperti dikutip dari Reuters.
Keputusan itu juga disebut-sebut sebagai tekanan Amerika Serikat (AS) jelang pemilihan presiden (pilpres) yang mengharapkan pemulangan para tentaranya. Tak lama setelah keputusan itu dibuat, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan soal pembebasan tersebut. "Hari ini, saya akan menandatangani perintah pembebasan 400 tahanan ini," ucapnya.
Pada pekan lalu, Ghani menggelar pertemuan dengan 3.200 pemimpin komunitas dan politikus Afghanistan di Kabul. Agenda pertemuan membahas soal pembebasan para tahanan Taliban.
Dari 400 tahanan Taliban itu, beberapa di antaranya merupakan pelaku serangan besar terhadap warga sipil dan orang asing, termasuk pemboman truk pada 2017 dekat Kedubes Jerman di Kabul yang menewaskan lebih dari 150 orang. Serangan tersebut dinilai paling mematikan dalam perang 19 tahun.
Taliban dan sumber-sumber resmi menyebutkan kelompok tersebut termasuk anggota jaringan militan Haqqani, yang memiliki hubungan dengan Taliban. Pembebasan 400 tahanan merupakan bagian dari janji pemerintah yang akan membebaskan 5.000 tahanan lainnya.