Alasan Teknis Mengapa Pilot Lebih Sulit Mengendalikan Boeing 737 Max

Nathania Riris Michico
Boeing 737 Max. (FOTO: AP PHOTO/ T. WARREN)

Boeing kemudian memutuskan tidak membuat rancangan baru, tetapi memperbaiki model 737. Untuk memasang mesin baru pas di bawah sayap, modul roda pendaratan harus dibuat lebih tinggi, memastikan jarak yang cukup ke tanah.

Selain itu, mesin-mesin baru harus dipasang terpisah lebih jauh dari biasanya.

Perubahan-perubahan ini mengubah aerodinamika pesawat. Dan pada gilirannya bisa menyebabkan pesawat cenderung "mengangkat hidungnya" ketika berada di udara.

Dalam situasi terburuk, kondisi ini bisa berdampak pada modul kompresor dan membuatnya tidak berfungsi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kecelakaan pesawat.

Masalah teknologi otomatis dan komunikasi?

Untuk mengatasi kemungkinan dampak ini, Boeing lalu menggunakan teknologi khusus yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS), yang secara otomatis menurunkan hidung pesawat.

Namun Boeing gagal mengomunikasikan pembaruan software ini secara komprehensif kepada maskapai maupun pilot dan tidak memasukkan materi itu ke dalam program pelatihan regulernya.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
24 hari lalu

Boeing Dihukum Bayar Rp599 Miliar ke Keluarga Korban Kecelakaan 737 MAX

Nasional
2 bulan lalu

KPK Gelar Audiensi dengan Garuda Indonesia, Ingatkan Risiko Korupsi Pengadaan Pesawat Baru

Internasional
3 bulan lalu

Trump Ancam Blokir Suku Cadang Boeing ke China: Pesawat Mereka Tak akan Bisa Terbang!

Internasional
4 bulan lalu

4 Pramugari Gugat Boeing gara-gara Panel Pintu Pesawat 737 Max 9 Meledak 

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal