Menurut para ahli, kegagalan komunikasi ini bisa menyebabkan kecelakaan, karena software cenderung mengangkat hidung pesawat secara otomatis, ketika pilot dalam situasi tertentu justru sengaja ingin menurunkannya.
Kondisi ini membuat pesawat suatu saat berada dalam formasi "stall", yaitu kehilangan gaya angkat aerodinamik karena "hidung pesawat terangkat terlalu tinggi", sementara kecepatan terlalu rendah (biasanya jika pesawat berada dalam kemiringan lebih dari 15 derajat untuk waktu cukup lama).
Asosiasi pilot di Amerika Serikat (AS) sempat mengkritik Boeing karena komunikasi yang tidak memadai.
Memang belum jelas apakah kecelakaan Ethiopian Airlines itu disebabkan oleh masalah teknis yang serupa atau terkait dengan karakteristik Boeing 737 Max. Namun politik informasi Boeing bisa berakibat fatal bagi perusahaan maupun bagi nyawa penumpang dan awak pesawat.
Pada Senin (11/3) setelah kecelakaan Ethiopian Airlines, Boeing menyatakan akan memperbaiki sesegera mungkin softwarenya untuk model 737 Max 8 dalam beberapa bulan ke depan.
"Untuk membuat pesawat yang sudah aman ini menjadi lebih aman lagi," demikian pernyataan Boeing.