JAKARTA, iNews.id - Apa itu BRICS dan kenapa Indonesia Ingin bergabung? Pertanyaan tersebut mulai ramai dibicarakan usai Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, dari tanggal 22 hingga 24 Oktober 2024.
Ini adalah momen penting bagi Sugiono, karena merupakan penampilan internasional pertamanya setelah dilantik sebagai Menlu pada tanggal 20 Oktober.
Dalam acara tersebut, Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS, menekankan pentingnya solidaritas di antara negara-negara berkembang dan Global South. KTT ini dihadiri oleh sekitar 36 negara dan berlangsung hingga tanggal 24 Oktober 2024 lalu.
Apa itu BRICS?
BRICS adalah sebuah aliansi negara-negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Kelompok ini didirikan pada tahun 2006 dengan tujuan memperkuat pengaruh global dan meningkatkan kolaborasi ekonomi di antara negara-negara berkembang.
Seiring waktu, BRICS telah berkembang menjadi platform utama bagi negara-negara berkembang untuk mempengaruhi kebijakan global dan melawan dominasi ekonomi barat. Di tengah rencana bergabungnya Indonesia dengan BRICS, muncullah pertanyaan tentang apakah dan bagaimana keputusan ini akan mempengaruhi masa depan ekonomi dan diplomasi Indonesia.
Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, langkah masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS adalah perwujudan konkret dari politik luar negeri bebas aktif.
“Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata Sugiono di Kazan, Rusia, 25 Oktober 2024 lalu.
Kelebihan BRICS
- Pengaruh Global: Dengan gabungan lima negara besar, BRICS memiliki potensi signifikan dalam menentukan arah perkembangan global. Masing-masing anggotanya memiliki sumber daya alam yang luas dan populasi yang besar, sehingga mereka bisa menjadi pemain penting di bidang ekonomi dan geopolitik.
- Diversifikasi Ekonomi: Anggota-anggota BRICS memiliki industri yang sangat beragam, mulai dari pertanian hingga manufaktur, teknologi canggih, dan sektor jasa. Ini memberikan kesempatan bagi para investor untuk membagi risiko dan meningkatkan efisiensi operasional.
- Kolaborasi Teknologis: Kerja sama teknologi antara anggota BRICS telah menciptakan proyek-proyek besar-besaran seperti pembangunan infrastruktur, penelitian ilmiah, dan pengembangan sistem digital. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknologi masing-masing negara tetapi juga memfasilitasi integrasi regional.
- Bank Pembangunan Baru (New Development Bank): Salah satu hasil kerja sama BRICS adalah pembentukan bank multilateral bernama New Development Bank (NDB). NDB dirancang untuk menyediakan dana pinjaman kepada projek-projek infrastruktur di seluruh dunia, termasuk di wilayah Asia-Pasifik dan Amerika Latin.
- Forum Politik: Melalui konferensi tahunan, lembaga-lembaga resmi, dan rapat-rapat bilateral, BRICS memberikan platform bagi pemimpin-pemimpin negara untuk berdiskusi tentang masalah global dan strategis bersama-sama.
Kenapa Indonesia Ingin Bergabung?
Indonesia, salah satu negara paling maju di Asia Tenggara, merasa bahwa bergabung dengan BRICS akan memberinya beberapa keuntungan strategis:
- Meningkatkan Pengaruh Internasional: Bergabung dengan BRICS akan membuat Indonesia semakin dipandang serius oleh komunitas internasional. Ini karena kehadiran Indonesia akan menambah jumlah suara dan visibilitasnya dalam forum-forum global yang disponsori oleh BRICS.
- Diversifikasi Pasar Ekspor: Anggota baru lainnya akan memberikan peluang tambahan bagi produk-produk Indonesia untuk dieksport ke pasar domestik maupun luar negeri. Misalnya, jika Indonesia bergabung maka produsen tekstil lokal bisa menargetkan pasar yang lebih luas baik secara langsung maupun melalui hub-hub dagang yang sudah ada.
- Akses Pendanaan Alternatif: Melalui New Development Bank (NDB) dan Badan Perbankan Pembangunan Brics (Asian Infrastructure Investment Bank - AIIB), Indonesia bisa mendapatkan bantuan finansial tanpa harus bergantung sepenuhnya pada institusi keuangan internasional tradisional seperti IMF atau World Bank.
- Redistribusi Risiko Investasi: Investor asing yang tertarik untuk memulai bisnis di Indonesia akan merasa lebih aman karena adanya dukungan dari negara-negara kuat lainnya di dalam BRICS. Hal ini dapat meningkatkan tingkat keyakinan investor dan akhirnya meningkatkan inflow modal asing.
- Perbaikan Kualitas Hidup Rakyat: Proyek-proyek infrastruktur yang didanai oleh NDB dan AIIB dapat membantu meningkatkan fasilitas umum seperti transportasi, komunikasi, dan layanan publik lainnya. Hal ini nantinya akan meningkatkan keseimbangan hidup rakyat Indonesia secara keseluruhan.