Para pemimpin Partai Komunis Urumqi juga membutuhkan pejabat pemerintah dan anggota partai secara tegas percaya pada Marxisme-Leninisme, bukan agama. Mereka juga meminta agar bahasa yang digunakan untuk berbicara di muka umum adalah bahasa Mandarin.
"Permintaan bahwa hal-hal yang halal tidak bisa benar-benar halal memicu permusuhan agama, dan memungkinkan Islam memengaruhi kehidupan sekuler," demikian laporan Global Times.
Secara teori, warga China secara bebas mempraktekkan agama apa pun, namun mereka mengalami peningkatan pengawasan karena pemerintah berusaha membuat ibadah keagamaan berada di bawah kendali ketat negara.
Bulan lalu, muncul gambar salib yang dibakar dan diturunkan dari gereja-gereja Kristen di Provinsi Henan tengah. Dilaporkan beberapa salib-salib ini diganti dengan gambar Presiden China Xi Jinping.
Pada Agustus, pejabat lokal di wilayah otonomi Ningxia Hui mengumumkan akan menghancurkan sebuah masjid yang baru dibangun. Pengumuman ini memicu protes langka yang menarik ratusan jamaah.
Kemudian Partai Komunis merevisi peraturan yang mengatur perilaku anggotanya, mengancam hukuman, atau pengusiran bagi siapa pun yang berpegang teguh pada keyakinan agama.