SYDNEY, iNews.id – Lebih dari 224 demonstran penolak kudeta Myanmar tewas ditembak aparat keamanan sejak kudeta 1 Februari lalu. Hal itu membuat berbagai pihak melontarkan kecaman kepada junta militer dan pejabat lainnya, termasuk keluarga mereka yang berada di luar negeri.
Seperti yang dilakukan oleh perempuan asal Myanmar, Susu San, yang melakukan protes sendirian di depan rumah sakit di Australia tempat putra jaksa agung Myanmar bekerja sebagai dokter. Dia bertekad untuk memberi tahu junta militer dan pejabat lainnya bahwa anak-anak mereka pun akan ikut diburu.
Insinyur kelistrikan berusia 33 tahun itu mengenakan pakaian olahraga berwarna merah muda, dan melakukan perjalanan 1.500 km dari ujung utara Queensland ke sebuah rumah sakit di kota kecil Mackay, Mackay Base Hospital.
Sesampai di lokasi, San berdiri di depan rumah sakit dengan memegang karton bertuliskan ‘bebaskan Aung San Suu Kyi’, pemipimpin yang digulingkan. Dia juga mengangkat satu tangan dengan penghormatan tiga jari mengarah ke langit.
“Mereka (keluarga junta militer) mengira tak tersentuh. Ini adalah cara untuk memberdayakan semangat rakyat kami, bahwa tidak ada yang bisa lepas dari pelanggaran hukum dan kebrutalan,” kata San, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (19/3/2021).
San melakukan protes yang ditujukannya kepada dokter berusia 28 tahun, Min Ye Myat Phone Khine. Dia adalah anak dari jaksa agung junta, Thida Oo, yang sekarang menangani kasus hukum terhadap Suu Kyi. Dia sekarang dipandang sebagai pengkhianat oleh para pendukung Suu Kyi.