Sejak kebocoran pipa pertama kali terdeteksi awal pekan ini, para pejabat di Moskow telah mengisyaratkan bahwa Barat, yang dipimpin oleh AS, bisa berada di balik serangan itu. Pada Kamis kemarin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Amerika Serikat bakal mendapatkan keuntungan karena rusaknya jaringan pipa itu.
Baik Nord Stream 1 atau 2, tidak lagi beroperasi ketika kebocoran pipa ditemukan pada Senin (26/9/2022) lalu.