Laporan OHCHR mendokumentasikan situasi HAM di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak 7 Oktober hingga 20 November 2023. Terdapat peningkatan tajam serangan udara serta serangan ke kamp-kamp pengungsi dan daerah padat penduduk lainnya, yang mengakibatkan kematian dan luka/cedera pada warga Palestina, serta kerusakan parah pada infrastruktur sipil.
Laporan itu juga melihat adanya peningkatan tajam serangan para pemukim Yahudi, termasuk penembakan, pembakaran rumah dan kendaraan, dan penebangan pohon milik warga Palestina.
Turk pun mendesak Israel untuk mengakhiri kekerasan pemukim Yahudi terhadap penduduk Palestina, dan menyelidiki semua insiden kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim dan pasukan keamanan Israel. Ini penting dilakukan untuk memastikan perlindungan yang efektif terhadap masyarakat Palestina dari segala bentuk penggusuran paksa, serta serangan berulang-ulang oleh pemukim Yahudi bersenjata.
OHCHR mengungkapkan, pihaknya telah memverifikasi kematian 300 warga Palestina dari 7 Oktober hingga 27 Desember di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Di antara korban tewas itu terdapat 79 anak-anak.
Dari 300 kematian tersebut, tentara Israel membunuh sedikitnya 291 warga Palestina. Berikutnya, pemukim Yahudi membunuh delapan orang lainnya. Sementara sisanya, satu warga Palestina dibunuh oleh antara tentara Israel atau pemukim Yahudi.
OHCHR menyatakan, sebelum 7 Oktober, sebanyak 200 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada 2023 saja. Menurut mereka, itu adalah jumlah tertinggi dalam periode 10 bulan sejak PBB mulai mencatat pembunuhan oleh Israel terhadap warga Palestina pada 2005.