Hal itu dijelaskan Hanna Andari, sekretaris bidang pers dan sosial-budaya pada KBRI Pyongyang, kepada ABC.
"Setiap tahun sejak 1999 pada April, Korea Utara menyelenggarakan festival bunga Kimilsungia di mana KBRI Pyongyang selalu menempati stan khusus," katanya.
Bunga anggrek ini dikembangbiakkan di sana setelah diberikan Presiden Sukarno kepada pemimpin Korut Kim Il Sung saat berkunjung ke Indonesia pada April 1965. Sukarno menamai bunga anggrek merah muda itu dengan "Kimilsungia".
Menurut Hanna, kebijakan luar negeri Indonesia terhadap Korut dan Korsel dijalankan melalui 'even-handed policy', yaitu sikap imparsial terhadap kedua negara tersebut.