Kisah Warga RI Belasan Tahun Hidup di Korut, Syok Gara-Gara Mati Lampu

Nathania Riris Michico
Tampak pusat Kota Pyongyang. (Foto: Flickr)

"Tidak semua orang Korut yang bisa melintas," katanya.

"Orang yang bekerja di setiap kedutaan asing dan organisasi internasional di sini pun tidak bebas masuk. Harus izin sebelumnya," ujar Andry.

Letak kompleks tempat tinggalnya berada di tengah Kota Pyongyang, di apartemen yang sewanya dibayar tiap bulan dengan mata uang Euro.

Salah satu sudut Kota Pyongyang yang tampak sepi. (Facebook: Andry Yuwono)

Mata uang setempat, kata Andry, hanya berlaku di pasar rakyat.

"Kami orang asing selalu belanja sayuran dan segalanya di sana," katanya.

"Yang membuat saya terkejut ketika pertama kali datang ke sini, setiap jam 9 malam lampu mati semua," katanya, mengenang saat datang ke Korut pada 2002.

"Kita tidak bisa masuk ke toko-toko di pinggir jalan. Kita tidak bisa bersosialisasi dengan masyarakat sini," tambahnya.

Namun saat ini, katanya, Andry sudah bisa ke toko membeli kebutuhan sehari-hari.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
1 tahun lalu

Korut Klaim Sukses Uji Coba Rudal Balistik dan Rudal Jelajah Strategis Baru

Internasional
1 tahun lalu

Kim Jong Un Sebut Korsel Musuh yang Tak Bisa Diubah

Internasional
1 tahun lalu

Rusia Ingatkan Lagi Korsel: Jangan Gegabah, Kirim Senjata ke Ukraina Ada Akibatnya

Internasional
1 tahun lalu

Medvedev: Hubungan Rusia dan Korsel Makin Buruk jika Seoul Ikut-ikutan Sanksi Moskow

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal