"Tidak semua orang Korut yang bisa melintas," katanya.
"Orang yang bekerja di setiap kedutaan asing dan organisasi internasional di sini pun tidak bebas masuk. Harus izin sebelumnya," ujar Andry.
Letak kompleks tempat tinggalnya berada di tengah Kota Pyongyang, di apartemen yang sewanya dibayar tiap bulan dengan mata uang Euro.
Mata uang setempat, kata Andry, hanya berlaku di pasar rakyat.
"Kami orang asing selalu belanja sayuran dan segalanya di sana," katanya.
"Yang membuat saya terkejut ketika pertama kali datang ke sini, setiap jam 9 malam lampu mati semua," katanya, mengenang saat datang ke Korut pada 2002.
"Kita tidak bisa masuk ke toko-toko di pinggir jalan. Kita tidak bisa bersosialisasi dengan masyarakat sini," tambahnya.
Namun saat ini, katanya, Andry sudah bisa ke toko membeli kebutuhan sehari-hari.