"Jadi Indonesia itu hebat, karena gratis untuk semua sekolah," kata Aiba, di sela Seminar ilmiah Shokoiku: Nutrisi dan Edukasi yang digelar Yakult, di Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Dia menambahkan, angka tersebut bisa berubah bergantung pada harga bahan pokok. Dengan uang tersebut, setiap siswa mendapat nasi, daging/ikan, sup, acar, dan susu. Setiap menu sudah diperhitungkan untuk kebutuhan siswa di setiap sekolah, namun standar pemenuhan gizi tetap mengikuti panduan dari pemerintah.
Menurut perempuan yang juga peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) itu, tidak semua wilayah Jepang mengenakan biaya kepada orang tua. Beberapa prefektur ada yang menggratiskan, bergantung pada kebijakan wilayah masing-masing.
Berbeda dengan Indonesia yang penyajian program Makan Bergizi Gratis (MBG) melibatkan kepada katering atau pihak ketiga, sekolah-sekolah di Jepang menyajikan makan sendiri. Hampir seluruh sekolah memiliki dapur yang mengolah makanan untuk program ini.
Menu yang disajikan dikontrol langsung oleh ahli gizi yang juga bertindak sebagai guru.