TAIPEI, iNews.id - Perwakilan pemerintah Taiwan di Myanmar meminta perusahaan-perusahaan di negara itu untuk mengibarkan bendera di kantor masing-masing sehubungan serangan yang dilakukan massa terhadap fasilitas milik China.
Selain itu, perusahaan diminta memasang tulisan atau tanda yang menyatakan mereka berasal dari Taiwan, bukan China.
"Menyarankan pengusaha Taiwan untuk memasang tanda dalam bahasa Burma bertuliskan 'perusahaan Taiwan' di pabrik dan mengibarkan bendera nasional negara kita, serta menjelaskan kepada pekerja lokal maupun para tetangga bahwa mereka merupakan pabrik Taiwan, untuk menghindari kebingungan orang luar dan salah menilai," bunyi pernyataan, dikutip dari Reuters, Senin (15/3/2021).
Sebelumnya, Kedutaan Besar China di Myanmar menyatakan, banyak warganya terluka dan terperangkap dalam kebakaran di pabrik kawasan industri Hlaingthaya, Yangon, pada Minggu (14/3/2021).
Kelompok massa tak dikenal yang berbaur dengan demonstran anti-kudeta menyerbu dan membakar pabrik-pabrik garmen.
China pun mendesak militer Myanmar melindungi pabrik serta staf perusahaan dari aksi brutal massa. Sedikitnya 22 demonstran ditembak mati dalam kerusuhan di Hlaingthaya. Ribuan orang menghalangi kendaraan pemadam kebakaran yang hendak memadamkan api di pabrik-pabrik yang dibakar.
Sentimen anti-China meningkat sejak kudeta menggulingkan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari karena dianggap mendukung pemerintahan junta. Sementara itu Taiwan juga menjadi rumah bagi populasi keturunan Burma serta adanya hubungan budaya dan bisnis yang kuat.