Pemberton bertemu Laude di sebuah bar di Olangapo pada Oktober 2014, ketika dia sedang cuti setelah latihan militer gabungan Amerika-Filipina.
Polisi mengatakan pasangan itu kemudian menginap di sebuah hotel, dimana Laude ditemukan tewas keesokan harinya di toilet dengan luka bekas cekikan.
Pemberton bersaksi di pengadilan bahwa dia telah menyerang Laude setelah menyadari perempuan itu transgender, tetapi mengklaim dia masih hidup saat dia meninggalkan kamar hotel.
Pengacara keluarga Laude menyesalkan keputusan Presiden Duterter membebaskan tersangka pembunuhan. Dia melihat keputusan tersebut justru melukai penegakan hukum di Filipina.
"Ini adalah ketidakadilan lainnya, tidak hanya untuk Jennifer Laude dan keluarganya, tetapi juga ketidakadilan yang buruk bagi rakyat Filipina," kata Virginia Suarez.
"Ini adalah parodi kedaulatan dan demokrasi Filipina," lanjutnya.