Yang aneh lampu-lampu tersebut dapat dikomando. Bila lampu padam mereka berteriak.
“Tolong lampu, kami akan mendarat,” teriak mereka.
Seketika lampu menyala kembali seolah-olah dapat berkomunikasi dengan orang-orang di pantai. Mereka melakukan hal tersebut berulang-ulang, setiap lampu padam mereka berteriak.
Tetapi sampai pagi daratan nampak masih jauh. Di kemudian hari penduduk Alor mengatakan lampu-lampu tersebut sebenarnya hantu laut yang sering mengganggu para nelayan. Suara pecahan gelombang merupakan berdeburnya air karena lompatan ikan-ikan besar sejenis lumba-lumba yang banyak terdapat di sekitar mereka berdua. Tetapi bagi mereka, lampu-lampu dan suara-suara pecahan gelombang tersebut merupakan wujud dari pertolongan Tuhan yang telah berhasil mengembalikan semangat dan moralnya sehingga dapat menyelamatkannya.
Pukul 08.00 panas matahari terasa menyengat pohon-pohon di pantai Alor sudah tampak jelas. Bahkan mereka sudah dapat membedakan pohon-pohon kelapa di antara pohon-pohon lainnya.
Hiu dan Lumba-Lumba banyak sekali seolah-olah sebagai pengawalnya. Dan mereka yakin ikan-ikan buas tidak akan mengganggunya karena tidak mengalami luka-luka yang mengeluarkan darah.