Memanfaatkan Informasi Geospasial untuk Berbagai Sektor Kehidupan, dari Bisnis hingga Pertahanan

Rizal Bomantama
Solution Strategist Manager PT Esri Indonesia, Khairul Amri menjelaskan pemanfaatan informasi geospasial atau GIS meluas ke berbagai sektor kehidupan. (Foto: MPI/Rizal Bomantama)

"Bahkan Freeport juga menggandeng Esri untuk melakukan pemetaan kejadian penembakan di mana saja untuk menganalisis daerah rawan. Dari situ mereka bisa membuat perhitungan, di mana driver truk boleh berhenti atau tidak demi menghindari teror," lanjutnya.

Tantangan dan Peluang

Dengan fakta-fakta di atas, Amri menilai peluang pengembangan pemanfaatan GIS kini semakin meluas bahkan tidak terbatas. Apalagi kini sumber daya manusia (SDM) yang menguasai GIS semakin dan berkembang.

Hal itu ditandai dengan banyaknya institusi pendidikan yang membuka program studi atau jurusan mengenai GIS dan ilmu-ilmu lain yang berkaitan.

"Pemenuhan kebutuhan SDM yang menguasai GIS kini semakin banyak, berbeda dengan 10 tahun ke belakang. Sejumlah institusi pendidikan dari universitas hingga SMK kini membuka jurusan yang berkaitan dengan GIS. Tentu teknologi mendukung resources GIS yang lebih merata," ucapnya.

Selain memanfaatkan tenaga kerja yang memang menguasai GIS, pengumpulan data geospasial juga melibatkan banyak pihak. Mulai dari pemanfaatan citra satelit, drone hingga survei langsung ke lapangan.

"Karena memang kita tidak bisa gegabah dalam menentukan informasi geospasial. Di wilayah bencana misalnya, kita tidak bisa menentukan rumah yang rusak terdampak dari citra satelit, tetapi membutuhkan pandangan mata lewat survei di lapangan," tuturnya.

Bahkan pengembangan GIS kini menyentuh game engine. Bahkan membentuk simbiosis mutualisme.

"Pengembangan game engine, semakin realistis dengan game engine karena  bisa mensimulasikan sesuatu seperti mensimulasikan material di tambang, truk harus lewat mana, berisiko atau tidak. Game punya realistic picture layaknya di lapangan," ujarnya.

Meski demikian masih ada tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan informasi geospasial untuk kebutuhan publik. Tantangan itu berjalan seiring dengan peluang baru.

"Salah satu challenge misal pemetaan daerah rawan bencana sebelum kejadian bencana terjadi itu minim atau bahkan tidak ada. Dari situ kami harus effort untuk mendapatkan akurasi karena kami tak bisa langsung menilai saat kejadian," tuturnya.

"Tetapi hasilnya bisa kita manfaatkan di kemudian hari untuk melakukan mitigasi," katanya.

Editor : Rizal Bomantama
Artikel Terkait
Nasional
3 jam lalu

Mendikdasmen Beberkan 3 Skenario Kurikulum untuk Siswa di Wilayah Terdampak Bencana 

Nasional
8 jam lalu

Mendikdasmen Ungkap 85 Persen Sekolah di Aceh, Sumut dan Sumbar Bisa Kembali Beroperasi

Nasional
6 hari lalu

Korban Bencana Sumatra bakal Dapat Bantuan Rp8 Juta per Keluarga

Megapolitan
8 hari lalu

Pemprov Jakarta Siap Tampung Komoditas dari Wilayah Bencana, Pramono: Kami akan Beli

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal