Untuk lebih memperjelas, jadi tujuannya kamu untuk kuliah di Australia dengan mendapat keringanan biaya adalah permanent resident dan bermain bulu tangkis di bawah bendera Australia?
Iya, dan di-underline juga, mungkin publik juga tahu kalau kuliah di Australia sebenarnya enggak harus permanent resident, tapi emang akan lebih mudah bagi saya jika permanent resident karena bisa stay di Australia terus dapat kemudahan yang banyak lewat permanent resident.
Karena kalau misalkan lewat biasa saja kayak visa, bakal keluar uang yang banyak. Jadi, ya lebih rasional kalau misalkan saya apply permanent resident.
Itu tujuan untuk mendapatkan keringanan biaya lewat bulu tangkis karena history pendidikan kamu di Indonesia juga tidak terlalu bagus?
Iya betul, karena di Indonesia ketika harus memilih fokus di sport atau pendidikan tidak bisa jalan dua-duanya.
Apakah kamu akan bermain di turnamen internasional dengan bendera Australia dalam waktu dekat?
Enggak, tapi mungkin Australia Open tahun depan, ya karena saya tinggal di Australia kan. Kalau misalnya tur keliling kayak Malaysia Open atau Indonesia Open, itu tidak. Tapi, emang enggak ngoyo gitu loh, cuma formalitas saja untuk permanent resident.
Apakah membutuhkan syarat-syarat lain untuk membela Australia?
Nah, kalau bela Australia itu tidak hanya dari permanent resident saja. Kalau masih punya paspor Indonesia, terus tinggal di sini bisa tetap main. Enggak ganti paspor gitu, cuma ganti ID BWF. Jadi, saya tetap warga negara Indonesia.
Sudah ada plan partner ke depan sama siapa di Australia?
Untuk saat ini belum dan memang belom ada plan untuk ke depannya, tapi yang pasti saya akan coaching juga dan untuk mengasah skill saya yang lainnya.
Berarti dengan keputusanmu ini, sebenarnya kamu ini bisa dibilang gantung raket atau tidak?
Hmm, enggak terlalu sih, yang maksudnya enggak sampai tinggalin bulu tangkis 100 persen gitu. Lebih tepatnya bukan kemauan saya untuk masih lanjut main. Kalau dibilang saya mau, saya mah enggak mau sebenarnya (bulu tangkis lagi), tapi kesempatannya seperti ini. Sebenarnya saya pengen banget yang kayak sampai ninggalin gantung raket beneran gitu. Saya pengen banget. Cuma emang kondisinya kayak financially, opportunity, dan lain-lain, memang saya rasa, saya enggak bisa meninggalkan bulu tangkis secepat itu.
Dengan saat ini pindah ke Australia, apa mimpi yang ingin kamu kejar di Australia?
Kalau dari segi kehidupan, saya ingin lebih baik, kalau di sini kan work-balance oke. Terus di satu sisi, ingin ngurusin mental health juga, mau settle dulu kayak sambil heal dulu gitu, karena kan butuh istirahat dulu mentalnya.
Kalau dari segi karier, di Australia lebih banyak opportunity sih kayak apa pun itu dari badminton dari kariernya sendiri atau mungkin nanti kayak untuk pekerjaannya semua opportunity-nya terbuka. Saya juga enggak khawatir sama komitmen dan lain-lain, saat ini saya cuma butuh waktu untuk istirahat. Sementara Australia menawarkan itu.
Ada pertanyaan dari fans, setelah menyelesaikan kuliah apakah kamu akan kembali ke Indonesia dan memberikan kontribusi lagi untuk Indonesia?
Itu emang rencana saya. Jadi dari awal, saya ngomong ke klub saya Djarum dan PBSI. Kalau misalkan saya pergi untuk ambil pendidikan, ya saya maunya bakal berkontribusi sama Indonesia lah tetap.
Apalagi saya masih di bawah Djarum juga. Djarum juga bilang, ‘Kalau misalkan kamu butuh tempat untuk kayak kerja dan lain-lain, kali saja kamu bisa berkontribusi juga sama Djarum, kami terbuka’.