Mengunjungi Al Shindagha Museum, Melihat Dubai Masa Lalu yang Bergantung pada Mutiara Jadi Kota Modern

Maria Christina Malau
Salah satu paviliun di Al Shindagha Museum, Dubai, Uni Emirat Arab, yang dikunjungi iNews.id, Senin (21/4/2025). Pengunjung bisa melihat perkembangan Dubai dari dulunya hanya desa nelayan menjadi kota modern.(iNews.id/Maria Christina Malau)

DUBAI, iNews.idDubai yang dikenal dengan kemegahan gedung-gedung pencakar langit masih mempertahankan kawasan bersejarah Al Shindagha Museum, saksi bisu perjuangan kota ini. Museum yang berlokasi di tepi sungai kecil Dubai Creek, mengungkap bagaimana transformasi desa nelayan yang dulunya mengandalkan mutiara dan ikan menjadi kota modern dan terpadat di Uni Emirat Arab (UEA).  

Jurnalis iNews.id berkesempatan mengunjungi Al Shindagha Museum pada Senin, 21 April 2025, atas undangan Department of Economy and Tourism (DET) of Dubai. Museum ini tidak sekadar menyimpan artefak, tetapi juga menjadi pintu yang mengajak pengunjung menembus lorong waktu kehidupan Dubai masa lalu.

22 Paviliun dengan 162 Rumah Bersejarah

Begitu kaki melangkah ke kompleks Al Shindagha Museum, kami langsung melihat deretan rumah-rumah tradisional berarsitektur khas Emirat. Bentuknya mirip, kotak persegi, berwarna cokelat karena dinding dan atapnya yang terbuat dari pasir dan batu karang. Pintu dan jendelanya juga berwarna senada.

Yang unik, rumah-rumah ini memiliki barjeel di bagian atas bangunan, yakni menara angin untuk sirkulasi dan pendingin udara alami. Setiap rumah dipisahkan oleh jalan-jalan sempit seperti lorong-lorong yang disebut sikka. Sebagian bentuknya lurus dan zig zag. Ternyata ini bertujuan untuk memberikan privasi bagi penghuni sekaligus berfungsi sebagai terowongan angin yang meneduhkan rumah-rumah dari udara panas. 

Tidak seperti museum pada umumnya, Al Shindagha Museum memungkinkan pengunjung berjalan dari satu rumah ke rumah lain di kawasan bersejarah Bur Dubai. Pemandu kami, Amnaa mengatakan, museum ini memiliki 162 rumah tradisional dan 22 paviliun. Berjalan ke rumah demi rumah yang dilengkapi teknologi modern dan narasi visual yang memikat, seperti masuk ke halaman-halaman buku sejarah yang hidup.

Salah satu instalasi menakjubkan di Al Shindagha Museum, Dubai, UEA, yang menggambarkan perubahan Dubai dari masa ke masa. (iNews.id/Maria Christina Malau)

Dubai Creek: Birth of City

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Paviliun Dubai Creek: Birth of City. Rumah ini mengungkap bagaimana kehidupan masyarakat tradisional Dubai mulai berubah menjadi modern di Dubai Creek. Dengan teknologi proyeksi 360 derajat, kami seperti bisa melihat langsung kehidupan Dubai di masa lalu, orang-orang Emirat yang sedang berdagang mutiara, para pelaut, dan pembuat perahu dhow, dan bagaimana mereka berhasil membangun kota.

Editor : Maria Christina
Artikel Terkait
Nasional
14 hari lalu

Megah! Merah Putih Hiasi Burj Khalifa di HUT ke-80 RI

Nasional
15 hari lalu

Dubes Husin Bagis Pimpin Upacara HUT RI di UEA, Tutup Pengabdian 10 Tahun

Internasional
24 hari lalu

Putin Ingin Bertemu Trump di Uni Emirat Arab, Ini Alasannya

Internasional
31 hari lalu

Israel Perintahkan Diplomatnya Segera Tinggalkan Uni Emirat Arab, Ada Apa?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal