Mengenal dan Mewaspadai Penyakit Jantung Koroner di Masa Pandemi Covid-19
Lebih lanjut dr. Arief menjelaskan, seiring berkurangnya aliran darah ke jantung, akan memicu gejala PJK, seperti nyeri dada, dan sesak napas. "Bila kondisi tersebut tidak segera ditangani, arteri akan tersumbat sepenuhnya sehingga memicu serangan jantung," kata dr Arief.
Penyakit Jantung Koroner merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada 2015, tercatat lebih dari 7 juta orang meninggal karena penyakit ini. Sedangkan di Indonesia, lebih dari 2 juta orang terkena penyakit jantung koroner pada 2013.
Dr Arief menjelaskan, adapun tanda-tanda PJK yakni sering merasa capek atau kelelahan tanpa sebab, mudah merasa goyah atau pusing saat berdiri atau melakukan aktivitas seperti biasa. Lalu nyeri dada (angina). Selain pada dada, rasa nyerinya juga bisa menjalar ke bahu, lengan, leher, rahang atau punggung dan keringat dingin dan mual.
"Dalam melakukan pencegahan, perlu diketahui sejumlah faktor risiko yang memicu terjadinya serangan jantung. Satu, faktor risiko yang tidak dapat dicegah yakni usia lanjut, pria lebih memiliki risiko terkena jantung koroner daripada wanita dan riwayat keluarga," katanya.