Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ingatkan Bahaya Rokok, Yayasan Kanker Indonesia: Jangan Percaya Opini! 
Advertisement . Scroll to see content

Tidak Bahaya seperti Rokok, Produk Tembakau Alternatif Hanya Keluarkan Uap

Rabu, 14 April 2021 - 18:58:00 WIB
Tidak Bahaya seperti Rokok, Produk Tembakau Alternatif Hanya Keluarkan Uap
Mencegah kebiasaan merokok (Foto: cancer treatment centers of America)
Advertisement . Scroll to see content

Hal tersebut diperkuat dengan hasil kajian ilmiah yang dilakukan oleh YPKP bersama Skylab-Med di Yunani pada 2019 lalu. Kajian ilmiah tersebut menyimpulkan, produk tembakau yang dipanaskan memiliki adelhida yang jauh lebih rendah daripada rokok.

Selain itu, hasil kajian ilmiah dari UK Committee on Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency, juga menyimpulkan, produk tembakau yang dipanaskan menghasilkan uap yang mengandung senyawa kimia berbahaya yang lebih rendah sebesar 50-90 persen daripada asap rokok. Sedangkan, pada asap rokok, terdapat TAR yang mengandung ribuan senyawa kimia berbahaya yang dapat memicu berbagai penyakit berbahaya, seperti kanker. Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, hampir dari 7.000 bahan kimia yang ada pada rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.

“Karena produk tembakau alternatif sudah terbukti hanya menghasilkan uap, bukan asap, dan memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok, maka sejumlah negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan Selandia Baru telah menerima keberadaan produk tersebut dan mendukung penggunaannya untuk mengatasi masalah rokok di negaranya. Tapi, yang perlu diingat baik-baik, bukan berarti produk tersebut bebas risiko sepenuhnya ya,” ujar Amaliya.

Lantaran masih rendahnya informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif, Amaliya mendorong pemerintah untuk melakukan kajian ilmiah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

“Sampai saat ini masih banyak pihak yang menganggap produk tembakau alternatif menghasilkan asap, padahal setelah diteliti faktanya tidak demikian. Ini merupakan kekeliruan yang harus diluruskan melalui riset demi memaksimalkan penggunaan produk tembakau alternatif untuk menurunkan angka perokok,” tuturnya.

Editor: Vien Dimyati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut