Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ingatkan Bahaya Rokok, Yayasan Kanker Indonesia: Jangan Percaya Opini! 
Advertisement . Scroll to see content

Yayasan Kanker Indonesia Bantah Rokok Tak Sebabkan Kematian

Sabtu, 08 November 2025 - 19:22:00 WIB
Yayasan Kanker Indonesia Bantah Rokok Tak Sebabkan Kematian
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menjelaskan rokok mengandung zat toksik berbahaya yang menjadi pemicu dari penyakit kanker. (Foto: Dok AI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Publik tengah dibuat bingung pernyataan Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun yang menyebut rokok tak menyebabkan seseorang meninggal dunia. Pernyataan tersebut menimbulkan keraguan terhadap bahaya rokok, mengingat bukti medis dan ilmiah telah lama menunjukkan bahwa rokok adalah penyebab utama berbagai jenis kanker dan kematian dini.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, buka suara terkait pernyataan kekeliruan mengenai bahaya rokok ini. Dia menjelaskan rokok mengandung zat toksik berbahaya yang menjadi pemicu dari penyakit kanker.

“Yayasan Kanker Indonesia ingin menegaskan bahwa rokok adalah penyebab kanker yang paling bisa dicegah. Zat-zat karsinogenik dalam rokok merusak DNA sel tubuh, memicu pertumbuhan sel abnormal, dan menyebabkan berbagai jenis kanker. Pernyataan yang meragukan bahaya rokok sangat berisiko karena dapat menyesatkan publik dan melemahkan upaya pencegahan,” ujar Prof Aru dalam keterangan resminya, Sabtu (8/11/2025).

Prof Aru Sudoyo menjelaskan bahwa mekanisme kanker akibat rokok dapat dilihat bahwa asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk arsenik, benzena, dan formaldehida. Sekitar 70 di antaranya bersifat karsinogenik dan dapat merusak gen dalam sel tubuh, sehingga berakibat pada kerusakan DNA.

Selain itu, gen yang rusak menyebabkan sel berkembang secara tidak normal dan membentuk tumor kanker. Perlu diperhatikan bahwa tar dari rokok mengendap di paru-paru, menyebabkan kanker paru-paru dan menyebarkan zat beracun ke seluruh tubuh melalui darah.

Terdapat beberapa jenis kanker yang disebabkan oleh rokok, yaitu kanker paru-paru, kanker mulut dan tenggorokan (laring, orofaring), kanker kerongkongan, kanker kandung kemih, kanker pankreas, kanker ginjal, kanker serviks (leher rahim), dan beberapa jenis kanker darah (leukemia).

Rokok tidak hanya berdampak terhadap si perokok langsung, tetapi juga berisiko pada perokok pasif. WHO mencatat bahwa 1,2 juta kematian per tahun terjadi pada perokok pasif. 

Dampaknya hampir setara dengan perokok aktif karena paparan zat berbahaya yang sama. Anak-anak, ibu hamil, dan lansia sangat rentan terhadap paparan asap rokok di lingkungan rumah dan publik.Lebih lanjut Prof. 

Aru Sudoyo menjelaskan bahwa semakin lama seseorang merokok, semakin tinggi risiko kanker, efeknya bersifat kumulatif, dan semakin banyak rokok yang diisap per hari, semakin besar risiko kanker.

“Kami mengajak seluruh masyarakat, termasuk para pemimpin publik, untuk merujuk pada data medis dan bukan opini pribadi. Rokok bukan hanya membunuh perokok, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Ini bukan soal debat, ini soal nyawa,” kata Prof Aru Sudoyo.

Sebelumnya, Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun menyebut tak ada orang yang meninggal dunia akibat merokok. Hal ini ia nyatakan saat membela industri rokok. Pernyataan itu disampaikan politikus Golkar, dalam acara diskusi yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terkait satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Ada nggak orang yang meninggal karena merokok? Nggak ada. Sampai sekarang belum ada satu dokter pun mengatakan orang meninggal karena merokok. Autopsinya mengatakan sakit jantung, paru-paru, diabetes," ujar Misbakhun.

"Nggak ada yang mengatakan, dokter mengatakan tanda tangan autopsinya itu merokok. Nggak ada. Nah inilah yang kalau menurut saya harus kita clear kan," imbuhnya.

Misbakhun pun meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) harus adil terhadap industri rokok nasional. "Berapa persen sih dari aspek rokok ini yang kemudian menyangkut.. di bidang kesehatan, mengganggu kesehatan?" ucapnya.

Misbakhun juga menyoroti peran Kementerian Perindustrian yang diambil oleh Kemenkes, dengan dalih menjaga kesehatan publik. Menurutnya keliru.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut