Tata Cara Khutbah Jumat, Syarat & Rukun
6. Mengeraskan Suara Ketika Khutbah
Disunnahkan bagi khatib untuk mengeraskan suaranya, agar terdengar jelas di telinga para hadirin. Rasulullah SAW melakukannya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut:
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahunahu bahwa Rasulullah SAW apabila khutbah, kedua matanya memerah, suaranya keras, emosinya kuat, mirip komandan pasukan. (HR. Muslim)
7. Menyingkat Khutbah
Disunnahkan bagi khatib untuk menyingkat khutbahnya, sebagaimana hadits berikut ini. Dari Ammar bin Yasir radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya panjangnya shalat seseorang dan pendeknya khutbah bagian dari kefahamannya. Maka panjangkanlah shalat dan pendekkanlah khutbah. (HR. Muslim)
Ada beberapa hikmah di balik perintah untuk menyingkat khutbah. Di antara hikmahnya adalah
Agar orang-orang yang punya hajat bisa dengan segera melaksanakannya, tidak terhambat kewajiban mendengarkan khutbah berlama-lama.
Agar tidak membosankan, karena nasehat yang terlalu panjang dan bertele-tele akan membosankan, sehingga malah kurang mengena kepada jamaah.
Agar hadirin tidak sempat mengantuk atau pun tertidur ketika mendengarkan khutbah, karena khutbahnya terlalu panjang.
8. Berpegangan Tongkat atau Busur Panah
Termasuk yang dianggap sunnah ketika berkhutbah adalah berpegangan pada tongkat atau busur panah. Dalam riwayat yang lain disebutkan Nabi SAW memegang tombak atau pedang.
Ada banyak hadits yang meriwayatkan hal ini, salah satunya sebagaimana yang diceritakan oleh shahabat yang bertamu ke Madinah dan sempat ikut khutbah Jumat di masjid Nabawi, yaitu Al-Hakam bin Hazn radhiyallahuanhu berkata.
"Aku bertamu ke Rasulullah SAW dan menginap beberapa hari. Kami sempat ikut mendengarkan khutbah Jumat Rasulullah SAW. Nabi SAW berpegangan pada tongkat atau busur panas, memuji Allah dan menyampaikan kalimat yang singkat, baik dan berkah. (HR. Ibnu Majah).