Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kisah Sastrawan Sapardi Djoko Damono, Menulis untuk Kebahagiaan
Advertisement . Scroll to see content

Mengenang Sapardi Djoko Damono, Tidak Menulis saat Emosi

Minggu, 19 Juli 2020 - 15:31:00 WIB
Mengenang Sapardi Djoko Damono, Tidak Menulis saat Emosi
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020). (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

"Bagi saya nulis ya nulis. Karya yang paling baik ya karya yang sering saya tulis. Maka saya tidak akan berhenti nulis, sampai mati," ujar Sapardi.

Meski demikian, menulis baginya bukan untuk mengukir namanya dalam keabadian.

"Tapi tujuan saya menulis bukan ingin abadi, kalau menulis saya merasa bahagia. Syukur-syukur kalau dibaca dan dapat honor," kata pria yang paling suka menulis pada pagi hari tersebut.

Menurut dia, menulis sesaat sebelum waktu Subuh bisa membuat pikirannya jernih dan segar. "Saya pernah dalam semalam menulis sampai 18 sajak," kata dia.

Dalam menulis, Sapardi mengatakan tak pernah sengaja mencari inspirasi. Inspirasi, bagi dia adalah niatan menulis itu sendiri. Itu adalah hasil pengalaman dari hasil dari bacaan.

"Kita itu menulis karena membaca. Kenapa Tarzan tidak jadi penyair? Karena dia tinggal di hutan dan tak pernah baca," katanya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut