Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kisah Sastrawan Sapardi Djoko Damono, Menulis untuk Kebahagiaan
Advertisement . Scroll to see content

Mengenang Sapardi Djoko Damono, Tidak Menulis saat Emosi

Minggu, 19 Juli 2020 - 15:31:00 WIB
Mengenang Sapardi Djoko Damono, Tidak Menulis saat Emosi
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020). (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

Sapardi mengisahkan, saat dirinya menulis "Dongeng Marsinah" yang merupakan salah satu sajak di kumpulan puisi "Melipat Jarak" (2015), dirinya merasa benar-benar marah dan sulit berjarak dengan karyanya mengingat peristiwa pembantaian Marsinah.

Sapardi menulis puisi sejak 1957, pertama kali menerbitkan "Duka-Mu" (1969) yang diikuti dua kumpulan sajak tipis pada 1974, "Mata Pisau" dan "Akuarium". "Perahu Kertas" dan "Sihir Hujan" masing-masing mendapat penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan Anugerah Puisi Putera, Malaysia pada 1983.

Selain puisi, Sapardi juga menulis cerpen dan novel seperti "Membunuh Orang Gila", "Trilogi Soekram", dan "Hujan Bulan Juni". Buku-buku esainya yang mutakhir adalah "Tirani Demokrasi", "Slamet Rahardjo", "Sebuah Esai, Mengapa Ksatria Memerlukan Punakawan?", serta "Alih Wahana".

Sejumlah penghargaan pernah diterimanya baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putera (Malaysia, 1984), dan SEA-WRITE Award (Thailand, 1988), Khatulistiwa Literary Award (2004).

Selamat jalan Sapardi.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut