Perjalanan Hidup Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak: Si Tangan Besi yang Cinta Damai
Mubarak lebih banyak mengurusi urusan dalam negeri, dan mulai membangun hubungan personal yang kuat dengan para pemimpin Arab -khususnya Putra Markota Pangeran Fahd.
Dia merupakan pendukung penting dari perjanjian damai Camp David pada 1979 -yang ditandatangani oleh Presiden Sadat dan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin.
Perjanjian ini memecah Dunia Arab dengan tajam.
Mubarak menyesali kegagalan Sadat untuk memelihara hubungan dengan sekutu moderat; dan kelompok radikal murka terhadap hal yang dipandang sebagai pengkhianatan.
Pada Oktober 1981, prajurit yang bersimpati pada satu kelompok radikal menembak mati Sadat pada sebuah parade saat memperingati kemenangan perang Arab-Israel 1973.
Para pembunuh ini bersembunyi di dalam truk yang berhenti di seberang presiden.
Disangka sebagai bagian dari parade, Sadat maju dan memberi hormat pada mereka.
Prajurit ini melontarkan granat dan menembak kerumunan secara membabi buta dengan senjata AK-47. Sadat meninggal di rumah sakit dua jam kemudian. Hosni Mubarak termasuk yang terluka.