Perjalanan Hidup Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak: Si Tangan Besi yang Cinta Damai
'Perdamaian dingin'
Mubarak naik ke kursi presiden, mendapatkan 98 persen suara pada referendum nasional -di mana dia adalah satu-satunya calon.
Dia berjanji berpegang pada perjanjian Camp David, tapi hubungan dengan Israel lebih dingin ketimbang di bawah Sadat. Komentator mulai menggambarkannya sebagai "perdamaian dingin".
Mesir dan Arab Saudi -dua negara berpenduduk terbesar dan terkaya- juga bergabung untuk melawan tumbuhnya kekuatan Iran di bawah Ayatollah Khamenei.
Mesir -yang dikeluarkan dari Liga Arab pada 1979- masuk kembali, dan markas organisasi itu dikembalikan ke tempat asalnya di tepi sungai Nil.
Mubarak dididik di bawah akademi militer Uni Soviet dan bisa bicara bahasa Rusia, tetapi berhasrat memperkuat hubungan dengan negara-negara Barat.