Indonesia Reproduksi Sehat: Membangun Kualitas SDM Bangsa
Inovasi Kesehatan Reproduksi dan Pencegahan Primer
Kemajuan teknologi digital, internet of thing (IOT) dan artificial intelligence (AI) merupakan potensi luar biasa yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas layanan kesehatan reproduksi. Deteksi dini dan pengembangan biomarker nir-invasif ditengarai dapat memberikan dampak signifikan pada layanan kesehatan reproduksi.
Banyaknya pengguna telepon seluler di Indonesia saat ini (280 juta penduduk) dan pengguna internet (83 juta penduduk), merupakan modal dasar bagi kita untuk mengembangkan program nasional kesehatan reproduksi berbasis teknologi. Sebagai contoh, hal sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mewajibkan semua siswi sekolah dasar dan menengah mencatat siklus haid, serta keluhan yang menyertainya ke dalam sistem informasi kesehatan reproduksi nasional.
Berbasis siklus haid itu, dapat terdeteksi umur biologis dan kemungkinan penyakit perempuan yang dapat mengganggu kualitas kehamilan, seperti adanya gangguan pematangan sel telur (biasanya ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur) dan kista coklat yang umumnya disertai keluhan nyeri yang luar biasa saat menstruasi. Informasi ini dapat menjadi bekal yang sangat berharga dalam pengembangan program perencanaan keluarga demi terwujudnya generasi emas Indonesia.
Ide dan pemikiran disruptif harus diterjemahkan dengan kecanggihan teknologi sehingga memudahkan akses sekaligus mendorong partisipasi masyarakat untuk menciptakan Indonesia reproduksi sehat.
Hal ini sesuai dengan konsep precision medicine, yaitu 4 Ps, Promotive, Preventive, Predictive, and Participatory, yang dipercaya akan mengakselerasi sehatnya reproduksi Indonesia menuju generasi emas pada tahun 2045. Think big, start small and act now.
Editor: Zen Teguh