Perjalanan Menyusuri Trans Kalimantan
Bertukar cenderamata dengan Kawasaki Ninja Squad Sampit.
Menjelang masuk Sampit, tiba-tiba rombongan 7 motor dan 1 stroring ini disalip 5 motor Kawasaki Ninja. Lagi-lagi, solidaritas para bikers setempat menyambut kami di kota Sampit. “Kansas” Kawasaki Ninja Squad Sampit, demikian nama klub yang mendapat tugas menyambut rombongan BMWMC Jakarta. Dan kami pun digiring ke rumah makan Mentaya di kota Sampit, Kalimantan Tengah. Karena sudah makan siang, kami hanya ngopi melepas lelah sekaligus bersilaturahmi dengan kawan-kawan bikers di Sampit dan menyempatkan untuk saling bertukar cenderamata.
Karena sudah sore sementara perjalanan menuju ke Palangkaraya masih 211 km, kami pamitan. Namun rombongan BMW didaulat untuk menuju batas kota tempat berkumpulnya para bikers di Sampit yang sudah menunggu untuk foto bersama. Kami pun menyempatkan diri berfoto bersama sambil berganti jaket karena tampaknya cuaca cukup cerah dan jas hujan tak lagi diperlukan.
Perjalanan dari Sampit menuju Palangkaraya sore itu medannya cukup beragam. Di kawasan Lubuk Ranggan, Kotawaringin, jalan aspal berubah menjadi tanah merah. Untunglah sudah dipadatkan, sehingga tak lagi masuk katagori jalur off road.
Trans Kalimantan memang sudah bisa menghubungkan kendaraan antarkota dengan lebih nyaman. Namun mengendalikan motor berukuran besar di jalanan tanah merah yang basah tentu tak mudah. Kami harus berhati-hati, apalagi menjelang magrib cahaya matahari mulai redup tertutup di balik cakrawala.
Suasana malam di batas kota Pangkalan Bun.
Setelah mengisi bensin di Kecamatan Pundu, perjalanan memasuki Kecamatan Banut Kalaman kian sulit karena jalan tanah yang kami hadapi makin lembek, dan harus berpapasan dengan bus dan truk yang merayap perlahan. Di sinilah kawan-kawan yang menggunakan motor adventure BMW seri GS diuntungkan, karena travel dan handling mereka yang nyaman di jalur off road.