Konsumsi Daging Dapat Tingkatkan Risiko Demensia, Ini Penjelasan Pakar
Data tersebut mencakup seberapa sering peserta mengonsumsi berbagai jenis daging, dengan enam pilihan dari tidak pernah menjadi satu kali atau lebih setiap hari, dikumpulkan pada 2006-2010 oleh UK Biobank. Studi tersebut tidak secara khusus menilai dampak pola makan vegetarian atau vegan terhadap risiko demensia, tetapi termasuk data dari orang-orang yang mengatakan mereka tidak makan daging merah.
Di antara peserta, 2.896 kasus demensia muncul selama rata-rata delapan tahun masa tindak lanjut. Orang-orang ini umumnya lebih tua, lebih miskin secara ekonomi, kurang berpendidikan, lebih cenderung merokok, kurang aktif secara fisik, lebih mungkin memiliki riwayat stroke dan riwayat demensia keluarga, dan lebih cenderung menjadi pembawa gen yang sangat terkait dengan demensia.

Lebih banyak pria daripada wanita yang didiagnosis dengan demensia dalam penelitian. Beberapa orang tiga hingga enam kali lebih mengembangkan demensia karena faktor genetik, tetapi temuan menunjukkan risiko dari makan daging olahan tetap sama terlepas apakah seseorang secara genetik cenderung untuk mengembangkan penyakit tersebut atau tidak.
Mereka yang mengonsumsi daging olahan dalam jumlah yang lebih tinggi cenderung berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan rendah, perokok, kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki asupan sayur dan buah yang lebih rendah dan memiliki asupan energi, protein, dan lemak yang lebih tinggi (termasuk lemak jenuh).
"Konfirmasi lebih lanjut diperlukan, tetapi pengaruhnya terkait dengan pedoman makan sehat saat ini yang menyarankan asupan rendah daging merah yang tidak diolah dapat bermanfaat bagi kesehatan," ujar Zhang.
Editor: Vien Dimyati