JAKARTA, iNews.id – Maraknya kecelakaan konstruksi yang terjadi belakangan ini menandakan pemerintah hanya kejar target dalam pembangunan infrastruktur. Pemerintah dinilai kurang memerhatikan aspek krusial seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Tercatat sudah ada 14 kecelakaan konstruksi sejak 2017 hingga Februari 2018 ini. "Ketika Anda melihat 14 kecelakaan seperti itu, hanya disebut sebagai bagian kegagalan konstruksi. Kegagalan konstruksi itu berarti kegagalan perencanaan, kegagalan pelaksanaan, kegagalan pengawasan. Baik pendekatan dari sumber daya manusia maupun bahan baku," kata Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy saat ditemui dalam acara sarasehan Pergerakan Indonesia Maju (PIM) Sekretariat PIM, Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Noorsy mengatakan, secara sistem sejatinya pemerintah sudah gagal dalam merencanakan dan mengeksekusi proyek infrastruktur. Apalagi pemerintah kerap mengejar target membabibuta sehingga proses pengerjaan proyek tak berjalan maksimal.
"Anda pinjam dan pakai uang saya untuk pembangunan infrastruktur, tapi dengan pekerja yang tidak berkompeten, ini memengaruhi. Kegagalan ini menunjukkan ketidakprofesionalan. Kedua, ada yang diburu-buru. Artinya kualitas kerja menunjukkan ketidakprofesionalan sesungguhnya," ujarnya.
Ichsanuddin menyarankan agar pemerintah merencanakan pembangunan infrastruktur seideal mungkin. Jadi bukan mengejar target cepat yang menyebabkan proses dan hasil justru luput dari perhatian.