Hal menarik adalah setelah umat Islam dapat membebaskan kota itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan semua penduduk Mekah lalu disuruh berdiri berbaris. Mereka mengira ia segera dieksekusi dengan hukum pancung sebagaimana lazimnya mereka melakukannya terhadap tawanan perang.
Akan tetapi, sama sekali di luar dugaan mereka, karena tak setetes darah pun mengucur. Malah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan pidato singkat, lalu menegaskan: “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya: ‘Pada hari ini tidak ada cercaan/dendam atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!” “Antumut thulaqa’” (Hari ini adalah hari kebebasan tanpa syarat).
Tiada dendam, tiada cercaan, tiada makian, meskipun bertahun-tahun beliau SAW beserta sahabatnya diboikot, diembargo, diranjau, dimaki-maki selama bertahun-tahun, lalu diusir keluar negeri tempat tinggalnya setelah berkali-kali luput dari pembunuhan. Sungguh mulia teladan beliau buat kita yang masih ada dan masih sering dendam lalu membalas, dengan makian, umpatan, tawuran, perundungan (bullying), bahkan kadangkadang dengan gibah, secara langsung maupun lewat media sosial. Na’uzu billah.
Artinya : “Sesungguhnya yang dimaksud orang berhijrah itu adalah mereka yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. Dan, Muslim itu adalah mereka yang membuat orang lain damai dari gangguan ucapan dan perbuatannya (HR. Ahmad dari Abdullah ibn ‘Amr).”
Semoga Allah subhanahu wata'ala memberi kekuatan kepada kita untuk senantiasa memupus dendam dan menebar kedamaian dimana pun kita berada, karena seperti itulah yang diteladankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Wallahu A'lam