JAKARTA, iNews.id - Fenomena hujan meteor menurut Alquran yang terjadi tanggal 13 Agustus 2023 merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah.
Masyarakat di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia akan disuguhkan fenomena alam berupa hujan meteor Perseid akhir pekan ini.
Hujan meteor Perseid menerangi langit di Belahan Bumi Utara dan mencapai puncaknya akhir pekan ini. Perseid dikenal selalu menawarkan pemandangan fantastis.
Apalagi di langit yang gelap akan menambah indah pertunjukan. Puncak hujan meteor Perseid di Amerika Utara akan terjadi dari 12 hingga 13 Agustus. Perseid dapat menghasilkan hingga 100 meteor per jam dalam kondisi prima.
Meskipun Perseid telah aktif sejak 14 Juli, dan akan tetap terlihat hingga 1 September, puncaknya akan menghasilkan laju aktivitas meteor tertinggi.
Meteor Perseid misalnya melesat melintasi langit dengan kecepatan 37 mil per detik atau sekitar 133.000 mil per jam.
Gesekan antara benda-benda yang bergerak cepat ini dengan atom dan molekul di atmosfer Bumi, menyebabkannya memanas dan terbakar, tampak seperti seberkas cahaya bagi pengamat di Bumi, sebagaimana dikutip dari Smithsonia.
Fenomena bintang jatuh atau hujan meteor itu disebutkan banyak surat dalam Al Qur'an. Ibnu Qatadah sebagaimana disebutkan dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir mengatakan bahwa sesungguhnya bintang-bintang ini diciptakan untuk tiga hal, yaitu Allah menciptakannya untuk perhiasan bagi langit, dan sebagai pelempar setan, serta sebagai tanda-tanda untuk dijadikan petunjuk arah. Berikut ulasan lengkapnya.
Hujan meteor menurut Alquran pertama disebutkan dalam Surat Al Mulk ayat 5. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّماءَ الدُّنْيا بِمَصابِيحَ وَجَعَلْناها رُجُوماً لِلشَّياطِينِ وَأَعْتَدْنا لَهُمْ عَذابَ السَّعِيرِ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.(QS. Al Mulk:5).
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa bintang-bintang yang ada di langit tidaklah digunakan untuk melempari setan-setan, melainkan yang dipakai ialah nyala api yang lebih kecil daripada bintang-bintang itu sendiri, atau barangkali nyala api itu bersumber darinya. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا}
Artinya: Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu), tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). (Al-Jin: 8-9).
Allah Swt menceritakan tentang keadaan jin ketika Dia mengutus Rasul-Nya Nabi Muhammad Saw. dan menurunkan kepadanya Al-Qur'an. Dan tersebutlah bahwa di antara pemeliharaan (penjagaan) Allah kepada Al-Qur'an ialah Dia memenuhi langit dengan penjagaan yang ketat di semua penjuru dan kawasannya, dan semua setan diusir dari tempat-tempat pengintaiannya, yang sebelumnya mereka selalu menduduki pos-posnya di langit. Agar setan-setan itu tidak mencuri-curi dengar dari Al-Qur'an, yang akibatnya mereka akan menyampaikannya kepada para tukang tenung yang menjadi teman-teman mereka, sehingga perkara Al-Qur'an menjadi samar dan campur aduk dengan yang lainnya, serta tidak diketahui mana yang benar