اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
Artinya, “Jadikanlah shalat terakhir kalian di malam hari sebagai shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)
Shalat witir sebagai penutup shalat malam adalah sunnah, bukan wajib, sehingga masih diperbolehkan untuk menambah shalat sunnah setelahnya.
Hal ini didasarkan pada praktik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang masih menambahkan dua raka’at setelah melaksanakan shalat witir.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan tentang shalat malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ