Khutbah Jum'at tentang Taubat sebelum Terlambat

Kastolani Marzuki
Khutbah Jum'at tentang Taubat sebelum terlambat dan datang penyesalan. (Foto: ist)

Hanya para Rasul yang senantiasa dituntun Allah ta’ala dalam tindakan dan perbuatan mereka sehingga terselamatkan dari dosa, dan di antaranya adalah Nabi tauladan kita, Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah ta’ala berfirman :

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى ! وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى ! إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (Q.S. An-Najm: 2-4).

Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang sesuai fitrah manusia memberikan solusi bagi orang-orang yang melakukan dosa, yaitu taubat. Tidak ada lagi perbuatan terbaik bagi pendosa kecuali bertaubat. Inilah yang dituntunkan junjungan kita Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya:

... وَ خَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّبُوْنَ

“… dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.” (H.R. At-Tirmidzi)

Hadirin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala,

Taubat berasal dari kata  تَوْبا - يَتُوْبُ - تَابَ  -  تَوْبَةً  taaba – yatuubu – tauban - taubatan yang artinya adalah ruju’ atau kembali, yaitu “kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan taat.”

Diibaratkan seseorang yang melakukan perjalanan kemudian tersesat, jika dia meneruskan perjalanannya maka dia akan semakin tersesat. Langkah terbaik yang harus dia lakukan adalah merubah arah kembali ke jalan semula dan melanjutkan perjalanan ke arah yang benar.

Hadirin sidang shalat Jum’at yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala.

Seseorang bisa kembali lagi ke jalan yang benar atau bertaubat, setidaknya, jika memenuhi tiga syarat.

Pertama, mengetahui dan meyakini bahwa dirinya telah menempuh jalan yang salah atau tersesat, baik tahu dari dirinya sendiri atau diberitahu orang lain. Seseorang bisa melakukan taubat jika dia mengetahui bahwa dirinya telah melakukan perbuatan salah atau dosa. Jika seseorang tidak mengetahui kesalahannya, mustahil dia bisa kembali ke jalan yang benar. Dia akan terus berkubang dalam dosa dan kesesatannya.

Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait
Muslim
9 bulan lalu

3 Fase di Bulan Ramadhan Menurut Hadits: Rahmat, Ampunan hingga Pembebasan Api Neraka

Muslim
11 bulan lalu

Hukum Mengemis Dalam Islam Apakah Haram? Begini Penjelasan Al Quran dan Hadits

Muslim
11 bulan lalu

7 Hadits tentang Memelihara Kehidupan Manusia Lengkap dengan Terjemahannya

Muslim
12 bulan lalu

Hadits tentang Shalat Jumat dan Artinya, Lengkap dengan Amalan-Amalannya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal