Bukan Cuma Uighur, China Juga 'Penjarakan' dan Siksa Muslim Kazakh

Nathania Riris Michico
Potret dua muslim di Mikaduke, utara Kazakhstan, 21 September 2001, pada malam kunjungan pastoral empat hari Paus Yohanes Paulus II di Kazakhstan. (FOTO: GABRIEL BOUYS / AFP)

Kedutaan Besar China di London menyatakan kepada BBC bahwa penyiksaan semacam itu adalah 'desas-desus semata'. Mereka juga mengatakan seluruh 'peserta pelatihan' sudah dilepaskan dari sekolah tersebut.

Menurut pemerintah China, para lulusan sekolah ini memperoleh 'dukungan' untuk mendapat pekerjaan.

Namun orang-orang yang berhasil selamat dari kamp menyatakan bahwa pekerjaan itu adalah 'kerja paksa'.

"Ketika saya dilepaskan, saya harus melapor kepada polisi," kata Turinbeck, salah seorang penyintas.

"Saya diberi topi polisi, pentungan, dan rompi anti peluru. Lalu kami harus berpatroli menjaga lingkungan dari pukul 07.00 hingga 22.00. Selama itu kami tidak diberi makanan atau upah," kata dia, menjelaskan.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Nasional
24 hari lalu

Mendag Ungkap Perjanjian Dagang RI-Kazakhstan Molor usai Pembubaran Parlemen

Internasional
2 bulan lalu

Ini Alasan Kazakhstan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Internasional
2 bulan lalu

Kazakhstan Ikuti Jejak UEA dan Maroko, Gabung Klub Negara Muslim Pro-Israel

Internasional
2 bulan lalu

Trump Umumkan Kazakhstan Akan Berdamai dengan Israel di Bawah Perjanjian Abraham

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal