Berdasarkan laporan kliniknya, sejak akhir 2018 saja, sudah ada 14 orang yang tewas karena kekurangan gizi di klinik tersebut.
Qoba, 10 orang saudara, serta bapaknya dipaksa meninggalkan rumah mereka di perbatasan Yaman dengan Arab Saudi. Mereka terpaksa tinggal di bawah pohon, cerita kakak Qoba, yang juga bernama depan Fatima.
Fatima bercerita mereka terpaksa melarikan diri karena serangan bom dari koalisi pimpinan Arab Saudi, yang ikut mengintervensi upaya pengembalian kekuasaan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi pada 2015, setelah gerakan oleh kelompok Houthi melengserkan pemerintah pada 2014.
"Kami tak punya uang untuk membeli makanan. Yang bisa kami makan cuma apa yang dikasih oleh tetangga atau keluarga pada kami," kata Fatima.