Ayah mereka, yang kini berusia 60-an tahun, menganggur.
"Jika kami tetap tinggal di pohon dan kelaparan, tidak bakal ada yang tahu. Kami tak punya masa depan," ungkapnya.
Setelah menghubungi dua rumah sakit yang menolak mereka, seorang kerabat memberi mereka uang untuk membawa Qoba ke sebuah klinik di Aslam, distrik miskin di Yaman yang dikuasai kelompok Houthi.
Terbaring di kasur rumah sakit, kulit Qoba tampak tipis bagaikan kertas, matanya besar, tulang-tulangnya menonjol.
Aslami bercerita pasien kecilnya itu butuh setidaknya sebulan untuk memulihkan kondisi tubuh dan mentalnya.
Bagaimana Jazirah Arab?
Arab Saudi merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam Perang Yaman. Mereka menilai kelompok Houthi adalah antek Iran, musuh regional terbesar Saudi. Saudi ingin menghentikan upaya Iran mencengkram negara tetangganya itu.