Kisah Pilu Pekerja Seks Komersial 'Resmi' Terakhir di Tunisia

Nathania Riris Michico
Ilustrasi prostitusi di Tunisia. (FOTO: AFP/File | Anoek De Groot)

Bentuk pelanggaran seperti berkelahi dengan pelanggan atau minum alkohol di dalam kamar, sekarang sudah bisa menjadi dasar pemecatan.

"Sebelumnya kami dapat menafkahi anak-anak kami, membayar sewa tempat tinggal. Sekarang kami tidak bisa lagi melakukan itu. Saya tidak mempunyai apa-apa. Jika mereka mengusir kami, ke mana kami akan pergi?"

Masa depan bisnis seks di Tunisia menimbulkan pro-kontra di kalangan para aktivis, kata Wahid Ferchichi, profesor hukum di Universitas Carthage sekaligus pegiat HAM, kepada BBC.

"Banyak pihak dari kalangan politik dan masyarakat sipil yang mendukung penutupan (rumah bordil), karena menganggap bisnis seks adalah bentuk perbudakan baru atau perdagangan manusia," kata Ferchichi.

"Tetapi jika kita menutup semua tempat ini dan hukum pidana Tunisia diterapkan, kita akan memenjarakan semua perempuan ini. Lantas apa jalan keluarnya?"

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
2 bulan lalu

Intelijen AS Ungkap Israel Gunakan Kapal Selam Serang Armada Global Sumud Flotilla

Internasional
3 bulan lalu

Italia Peringatkan Israel Tak Serang Warganya yang Ikut Armada Global Sumud Flotilla ke Gaza

Internasional
3 bulan lalu

40 Kapal Global Sumud Flotilla Akhirnya Berangkat Menuju Gaza

Internasional
3 bulan lalu

Kapal Misi Kemanusiaan Gaza Global Sumud Flotilla Diserang Drone, Ulah Israel?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal