Yatom menyebut bahwa Netanyahu telah menyedot nyawanya.
“Saya tidak tahan lagi. Perampokan adalah penebusan, apartheid adalah kebebasan, aktivis perdamaian adalah teroris, pembunuhan adalah pembelaan diri, pembajakan adalah legalitas, warga Palestina adalah warga Yordania, pencaplokan adalah pembebasan, kontradiksi-kontradiksi itu tidak ada habisnya," demikian isi catatan bunuh diri Yatom.
Dalam buku harian, Yatom juga mengungkap pernyataan-pernyataan serta pemikiran Netanyahu yang disampaikan kepadanya justru semakin membuat dia stres.
Yatom semakin tertekan karena merasa gagal membuat Netanyahu mengakui kenyataan. Dia pun mengalami berbagai pukulan ketika mencoba memahami pemikiran Netanyahu, sebagaimana disebutkan dalam salah satu judul pada buku hariannya “Lubang Hitam Kontradiksi Diri.”
Pukulan pertama yang diterima Yatom adalah ketika Netanyahu menyampaikan pendapatnya bahwa serangan 11 September atau 9/11 di New York dan Washington, AS, adalah bagus.
Pukulan kedua merupakan lanjutan dari sebelymnya di mana Netanyahu bersikeras bahwa Iran dan Nazi Jerman adalah sama. Kemudian yang terakhir, sang Perdana Menteri mengatakan program energi nuklir Iran adalah “kamar gas terbang” dan bahwa semua orang Yahudi di mana pun akan tinggal selamanya di Auschwitz, kamp konsentrasi buatan Nazi Jerman pada Perang Dunia II.