HONG KONG, iNews.id – Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, pada Selasa (1/6/2020) menuduh Amerika Serikat menerapkan standar ganda dalam merespons protes sipil yang disertai kekerasan. Dia pun memperingatkan rencana Washington DC memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap pusat keuangan yang pernah menjadi wilayah jajahan Inggris itu.
Daerah Semiotonom Khusus Hong Kong telah diguncang protes besar-besaran kelompok prodemokrasi selama berbulan-bulan. Dalam rentetan demonstrasi itu, sering pula terjadi kekerasan. Polisi antihuru-hara di wilayah itu pun telah melakukan lebih dari 9.000 penangkapan demonstran selama setahun terakhir.
AS berulang kali mengkritik cara Pemerintah Hong Kong merespons demonstrasi. Presiden AS Donald Trump pekan lalu bahkan bersumpah untuk mengakhiri status perdagangan khusus kota itu, setelah Beijing mengumumkan rencana untuk memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional di Hongkong.
Carrie Lam mengatakan, langkah semacam itu hanya akan merugikan AS sendiri. Dia pun lantas membidik cara pemerintahan Trump merespons berbagai protes masyarakat sipil yang menuntut keadilan rasial di seantero Amerika Serikat.
“Kami telah melihat paling jelas dalam beberapa pekan terakhir standar ganda yang ada. Anda tahu, ada kerusuhan di Amerika Serikat dan kami melihat bagaimana pemerintah setempat bereaksi. Dan kemudian di Hong Kong, ketika kami mengalami kerusuhan serupa, kami melihat posisi apa yang mereka adopsi saat itu,” ucap Lam, dikutip AFP.