ANKARA, iNews.id – Turki dan Rusia berselisih soal pendirian pos pengamatan militer independen di wilayah Azerbaijan. Sumber Turki menyebutkan, pertentangan itu muncul justru setelah kedua negara sepakat untuk bersama-sama memantau gencatan senjata di Nagorno Karabakh, bulan ini.
Turki dan Rusia pada 10 November telah sepakat untuk mendirikan pusat penjaga perdamaian bersama di Nagorno-Karabakh, wilayah milik Azerbaijan yang diklaim kelompok separatis Armenia sejak tiga dekade lalu. Sebelum gencatan senjata dicapai, pasukan Azerbaijan dan pasukan Armenia sempat terlibat pertempuran selama berminggu-minggu di daerah itu.
Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, namun dihuni oleh etnik Armenia. Setelah perjanjian gencatan senjata diteken, Rusia mengerahkan sekitar 2.000 tentara penjaga perdamaian ke Nagorno-Karabakh. Turki juga berniat menyusul Rusia, mengerahkan pasukan perdamaiannya ke wilayah itu.
Akan tetapi, para pejabat Rusia dan Turki masih harus menyetujui parameter mekanisme pemantauan. Akan tetapi Turki selaku sekutu setia Azerbaijan, juga menginginkan pos pengamatan independen sendiri untuk meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
“Perbedaan pendapat terbesar saat ini adalah pos pengamatan yang akan didirikan Turki di Tanah Azerbaijan,” kata sumber Turki itu, yang berbicara secara anonim kepada Reuters, Senin (23/11/2020).
“Rusia menilai tidak perlu bagi Turki untuk mendirikan pos pengamatan secara independen dari pusat (penjaga perdamaian) gabungan. Namun, bagi Turki, (pos independen) ini penting,” ujarnya.