“Tentunya, sebagai perusahaan angkutan, kami mencari kendaraan yang seefisien mungkin, sehingga cost operational lebih rendah. Nah, Isuzu sangat kompetitif di sini, secara overall rata-rata 35 persen lebih irit,” kata Rahadian di Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Dia menuturkan selain konsumsi BBM yang lebih irit, pihaknya memilih kendaraan karena durability teruji. Terutama melihat medan di berbagai wilayah, termasuk yang memiliki kontur tanjakan terjal.
Selain itu, layanan aftersales yang luas di berbagai daerah dan layanan cepat. “Operasional unit aman, teknisi mereka datang ke kami. Ini penting, karena angkutan komersial tidak boleh berhenti, harus terus bekerja. Ini begitu membantu,” katanya.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Moda, Andy Dwi Zatmoko menjelaskan, dari total armada yang dimiliki lebih dari 1.000 unit, 75 persennya adalah mobil Isuzu. “Karena memang kami menyediakan apa yang diminta konsumen. Selain unitnya efisien, network layanan Isuzu juga luas, unitnya andal, dan pelayanan aftersalesnya bagus. Teknisinya mendatangi ke tempat kerja customer, jadi customer tidak perlu repot datang ke bengkel,” kata Andy.
Pada kesempatan terpisah, Business Strategy Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Rian Erlangga menjelaskan, pihaknya tidak hanya menghadirkan unit kendaraan tapi juga layanan purnajual.
Saat ini, Isuzu memiliki 127 outlet, 112 bengkel yang tersebar di seluruh Indonesia dengan 486 tenaga mekanik stall. Juga ada 175 bengkel mitra Isuzu, 161 Tenaga Mekanik Bengkel Isuzu Berjalan (BIB), dan 4 Depo Part di Makassar, Palembang, Medan, dan Pontianak, serta lebih dari 2.000 partshop.
Dia mengungkapkan Isuzu satu-satunya brand yang memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada seluruh produk kendaraannya baik Giga, Elf, maupun Traga. “Total ada 34 varian kendaraan Isuzu, semuanya sudah memiliki sertifikat TKDN,” kata Rian.
Saat ini, TKDN untuk Isuzu Traga lebih dari 44 persen, sedangkan Elf sebesar 33 persen, dan Giga sebesar lebih dari 35 persen. Sertifikat tersebut diterima bertahap.
“Dengan adanya tingkat lokalisasi, sehingga biaya lebih kompetitif, dan ketersediaan terhadap kendaraan dan suku cadangnya lebih terjaga,” ujar Rian.