Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Yayasan Kanker Indonesia Bantah Rokok Tak Sebabkan Kematian
Advertisement . Scroll to see content

Fakta Tersembunyi di Balik Uap Vape

Kamis, 20 November 2025 - 18:39:00 WIB
Fakta Tersembunyi di Balik Uap Vape
Bahaya vape tidak hanya mengancam penggunanya, tapi juga orang-orang di sekitar. Apa sama dengan rokok. (Foto: iNews)
Advertisement . Scroll to see content

Berbagai upaya pengendalian konsumsi tembakau dan rokok elektronik pun dilakukan berbagai pihak, baik secara individu oleh pengguna rokok dan yang dilakukan lembaga yang berwenang. Nina misalnya. Mantan perokok biasa dan vape ini mengatakan, ia berhenti vape setelah mengalami sinusitis kronis. Sesuai anjuran dokter, ia berupaya menghentikan kebiasaan ngevape dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang mengalihkan perhatian dari vape. “Saya alihkan dengan aktivitas berolahraga, lari keliling-keliling kampus tiap sore. Saya juga mengurangi nongkrong bersama teman-teman yang masih ngevape,” katanya. 

Koordinator Ketua North Sumatera Youth Tobacco Control Movement (NSYTCM), Zulqadri mengatakan, sebagai sebuah komunitas pengendalian tembakau, pihaknya menilai bahwa kampanye rokok elektronik di Indonesia sangat manipulatif, karena dikemas seolah-olah lebih sehat dari rokok biasa. Kemasannya yang berwarna-warni,dan  menggunakan rasa buah-buahan sangat potensial memengaruhi kesadaran anak dan remaja. “Akhirnya memicu stigma anak dan remaja kalau vape itu aman, tidak berbagaya, dan tidak membuat kecanduan seperti rokok biasa,” kata Zulqadri, Sabtu (20/9/2025). 

Saat ini di kota-kota besar seperti Medan, kata Zulqadri, dapat dilihat anak-anak dan remaja baik laki-laki dan perempuan terang-terangan merokok vape di depan umum. Dari  kebiasaan inilah, relawan NSYTCM bertemu cukup banyak pengguna vape yang memiliki niat untuk berhenti merokok. Tapi, sebelum bertemu NSYTCN, kebanyakan dari mereka mendapat pemahaman yang keliru, bahwa dengan beralih ke vape, mereka akan berhenti merokok tembakau.

“Kami harus meluruskan pandangan-pandangan ini terlebih dulu. Setelah itu, kami mengajak mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sehat seperti berolahraga dan mengikuti kegiatan yang dilakukan NSYTCM seperti diskusi. NSYTCM bermitra dengan lembaga-lembaga lain agar para pengguna vape dapat terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan yang produktif,” katanya. 

Ia menambahkan, untuk melawan kampanye terkait vape, NSYTCM selalu gencar dengan tagline adalah "berhenti" bukan "beralih". Menurutnya, berhenti merokok biasa dan beralih ke vape bukanlah solusi. “Kalau beralih dari rokok biasa ke vape maka sebenarnya tidak ada perubahan apa-apa, bahkan sakit yang lebih parah berpotensi dialami penggunanya,” kata Zulqadri. 

Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan Jakarta, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K) menegaskan, narasi yang menyebutkan bahwa vape adalah alat transisi untuk berhenti merokok tak sejalan dengan realitas di lapangan yang menunjukkan hasil yang berkebalikan bahwa pengguna vape malah menjadi "perokok ganda".

"Banyak orang malah kombinasi vape sambil rokok. Akibatnya, mereka justru terkena paparan zat kimia seperti nikotin hingga dua kali lipat. Oleh karena praktik yang merugikan ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri sudah mencabut rekomendasi penggunaan vape sebagai alat bantu berhenti merokok," ujar Erlina.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut